IHSG Pekan ini Berpotensi Naik, Inilah Saham-saham Rekomendasi Broker

Image title
22 Juli 2019, 06:02
Karyawan beraktivitas di dekat grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. IHSG pekan ini diprediksi akan melanjutkan tren kenaikannya dipengaruhi oleh sejumlah sentimen global.
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Karyawan beraktivitas di dekat grafik pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. IHSG pekan ini diprediksi akan melanjutkan tren kenaikannya dipengaruhi oleh sejumlah sentimen global.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan ke belakang menunjukkan peningkatan sebesar 1,31% pada posisi 6.456,5 dari 6.373,3 pada pekan sebelumnya. Sepekan ke depan, IHSG diprediksi akan melanjutkan kenaikannya.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus memperkirakan, laju IHSG sepekan ke depan berpeluang untuk bergerak di antara level 6.435 hingga 6.485. Sentimen yang mampu mempengaruhi laju IHSG sepekan depan berasal dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

"Dari Amerika, pekan depan ada beberapa data yang dinantikan, khususnya terkait dengan data Markit US Manufacturing PMI, Markit US Services PMI, dan Markit US Composite PMI," kata Nico pada Minggu (21/7) ketika dihubungi melalui pesan singkat. Menurutnya, tiga data yang dijadwalkan keluar pada pertengahan pekan ini akan menjadi tolok ukur mengenai pertumbuhan ekonomi di Amerika.

Selanjutnya data dari Negeri Paman Sam yang dijadwalkan rilis pada akhir pekan mendatang yaitu produk domestik bruto (PDB) AS triwulan kedua. Nico memperkirakan, pertumbuhan PDB AS tersebut akan melambat cukup signifikan dari sebelumnya 3,1% menjadi 1,9%.

(Baca: Rekonsiliasi Politik Hingga Bunga Acuan Topang IHSG Sepekan Naik 1,31%)

Sementara itu dari Eropa, bakal ada beberapa pengumuman data-data ekonomi selama sepekan ke depan yaitu, Markit Eurozone manufacturing PMI, Markit Eurozone Services PMI, dan rilis data Markit Eurozone Composite.

Tidak hanya itu, pertemuan Bank Sentral Eropa pada 25 Juli waktu setempat juga dinilai menjadi sentimen pasar modal dalam negeri pekan depan. "Hal ini akan memulai rangkai dari pertemuan bank sentral khususnya Bank Sentral AS pekan depannya," kata Nico.

Nico memberikan catatan, bila data ekonomi Amerika dan Eropa sama-sama membaik, akan ada dorongan indeks global untuk bergerak naik. Sedangkan, bila data-data tersebut jelek, namun didukung oleh pernyataan dovish dari pertemuan Bank Sentral Eropa, bisa menjadi dorongan bagi pasar. "Khususnya emerging market (negara berkembang)," katanya.

Hari ini, Senin (22/7) IHSG Diprediksi Naik

Sementara itu, untuk perdagangan IHSG khusus untuk Senin (22/7), diprediksi oleh beberapa analis berpeluang terkonsolidasi meningkat secara teknikal. Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee menilai IHSG berpeluang menguat dengan support di level 6.417 sampai 6.377 dan resistance di level 6.457 sampai 6.500.

(Baca: Inilah 10 Saham Paling Cuan Selama Sepekan, Emiten Baru Untung 111%)

Beberapa sentimen yang bakal mempengaruhi laju indeks dalam negeri salah satunya datang dari AS. "Sentimen IHSG (Senin) dari potensi penurunan suku bunga acuan Bank Sentral AS The Fed (Federal Reverse)," kata Hans melalui pesan singkat, Minggu (21/7).

Seperti diketahui, The Fed dijadwalkan melakukan rapat pengambil kebijakan dalam Federal Open Market Committee (FOMC) pada 30-31 Juli 2019. Pelaku pasar berekspektasi The Fed bakal melonggarkan kebijakan terkait suku bunga acuannya, Fed Fund Rate (FFR), sebesar 25 basis poin (bps). The Fed saat ini mematok tingkat suku bunga overnight dalam kisaran antara 2,25% hingga 2,5%.

Sinyal penurunan suku bunga acuan AS semakin kuat berhembus setelah pejabat bank sentral di negara itu, memberikan dukungan penurunan suku bunga agresif bulan ini. Pada konferensi pada Kamis lalu waktu setempat, Presiden The Fed New York, John Williams, menyoroti perlunya tindakan cepat jika pembuat kebijakan menyimpulkan ekonomi sedang dalam kesulitan.

Wakil Ketua The Fed Richard Clarida pun memperkuat sinyal tersebut dengan mengatakan kepada Fox Business Network, pemerintah tidak harus menunggu ekonomi turun untuk bertindak. Pasar keuangan langsung bereaksi cepat dengan pernyataan tersebut, dengan peluang pemotongan suku bunga 50 basis poin pada FOMC hampir 70%.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...