Manfaat Investasi Asing ke Gojek dan E-commerce Dinilai Lebih Besar

Desy Setyowati
7 Agustus 2019, 16:18
Investasi asing langsung ke unicorn bisa berdampak ke defisit transaksi berjalan.
Kominfo
ilustrasi, CEO Go-Jek Nadiem Makarim, CEO Traveloka Ferry Unardi, CEO Tokopedia William Tanuwijaya, dan CEO Bukalapak Achmad Zaky, Kepala BKPM Thomas Lembong, dan Menteri Kominfo Rudiantara. Investasi asing langsung ke unicorn bisa berdampak ke defisit transaksi berjalan.

Gojek dan e-commerce seperti Bukalapak menegaskan bahwa investasi asing yang mereka terima masuk ke Indonesia. Ekonom dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pun menjabarkan dampak masuknya dana asing ke decacorn dan unicorn Tanah Air.

Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Didik Junaidi Rachbini menjelaskan, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) bisa berdampak positif terhadap nilai tukar rupiah. Sebab, pasokan dolar Amerika Serikat (AS) di dalam negeri meningkat.

Advertisement

Namun, FDI juga punya dampak negatif terhadap defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD). Sebab, pada umumnya, investasi itu akan kembali ke negara pemodal dalam bentuk dividen atau sebagian profit. Hal ini membuat neraca pendapatan primer defisit.

Transaksi pendapatan primer merupakan bagian dari neraca transaksi berjalan. “Saya perkirakan, 10 tahun lagi akan lebih parah (defisitnya). Setelah unicorn-unicorn itu untung,” kata dia dalam diskusi bertajuk ‘Dampak Operasional dan Kepemilikan Saham E-commerce terhadap Ketahanan Ekonomi Nasional’ di kantor Kadin, Jakarta, Rabu (7/8).

(Baca: Dikritik Kepala BKPM, Gojek dan 3 Unicorn: Semua Investasi Masuk ke RI)

Meski begitu, secara keseluruhan dia mendukung masuknya investasi asing ke perusahaan Indonesia. “BKPM harus membedakan, semua yang ditarik investasi orientasi ekspor. Yang sekarang ini kan investasinya mengeksploitasi pasar dalam negeri semua. Kan barangnya impor,” kata dia.

Dia berharap, pemerintah mendorong e-commerce seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, dan lainnya meningkatkan ekspor produk lokal. Ia juga optimistis, produsen dalam negeri sanggup memenuhi kebutuhan di Indonesia maupun negara lain.

Dengan begitu, defisit pendapatan primer bisa diimbangi oleh kenaikan ekspor. Selain itu, ia mendukung langkah pemerintah yang mendorong sektor pariwisata.

(Baca: BKPM: Investasi ke Unicorn Indonesia Masuk Lewat Singapura)

Menanggapi hal itu, Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penananam Modal BKPM Yuliot mengatakan, perusahaan rintisan membutuhkan pendanaan dari investor asing. Dua alasannya, sulit mendapat pemodal dalam negeri dan tingginya bunga pinjaman.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement