Kebijakan Kuwait dan Saudi Bawa Harga Minyak Dekati US$ 55 Per Barel
Harga minyak mentah dunia bergerak positif pada penutupan perdagangan Senin (12/8) atau Selasa (13/8) pagi waktu Indonesia karena produsen utama seperti Kuwait memangkas produksinya untuk menjaga harga minyak tetap kompetitif.
Sementara itu perusahaan minyak milik Arab Saudi, Saudi Aramco, dikabarkan akan segera melakukan penawaran saham perdana di pasar atau initial public offering (IPO) terbesar di dunia. Sehingga demi kepentingan tersebut, Arab Saudi akan berupaya untuk menjaga agar harga minyak global tetap menarik.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup pada angka US$ 58,75 per barel atau naik US$ 4 sen. Sedangkan, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$ 54,93 per barel atau naik US$ 43 sen.
Kuwait menyatakan komitmen penuhnya terhadap perjanjian Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya atau lebih dikenal OPEC +, untuk memangkas produksi hingga 1,2 juta barel per hari (bph) sejak 1 Januari lalu.
(Baca: Terseret Perang Dagang, Harga Minyak Turun Jadi US$ 54 per Barel)
Menteri Perminyakan Kuwait Khaled al-Fadhel mengatakan bahwa negara teluk tersebut telah memangkas produksinya sendiri lebih dari yang dipersyaratkan dalam perjanjian tersebut.
"Saudi Aramco membutuhkan harga minyak yang lebih tinggi untuk IPO-nya. Ini menegaskan mereka akan melakukan apa pun untuk menaikkan harga minyak," kata Phil Flynn, analis di Price Futures Group di Chicago dilansir dari Reuters, Selasa (13/8).