Ingin Turunkan Bunga KPR, BTN Genjot DPK Retail

Image title
4 September 2019, 10:04
BTN ingin menurunkan bunga KPR
Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi. BTN bakal menekan tingkat bunga pinjaman, khususnya KPR. Untuk bisa mewujudkan rencana itu, perusahaan akan memperbanyak DPK ritel.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) bakal menekan tingkat bunga pinjaman, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Untuk bisa mewujudkan rencana itu, perusahaan akan memperbanyak Dana Pihak Ketiga (DPK) retail.

Saat ini, 70% DPK di BTN berasal dari institusi. Padahal, Direktur Keuangan dan Treasury BTN Nixon LP Napitupulu mencatat, bunga DPK institusi lebih tinggi 1% hingga 2% dibandingkan ritel.

Alhasil, biaya dana (cost of fund) menjadi tinggi. Komponen tersebut menjadi salah satu faktor bunga pinjaman, termasuk KPR sulit turun.

“Selama ini memang bunga pinjaman tinggi karena cost of fund kami mahal. Maka, untuk menurunkan (cost of fund) kami dengan cara memperbesar DPK ritel di BTN," kata Nixon di Jakarta, Selasa (3/9). 

(Baca: BRI dan BTN Berminat Perbesar Porsi Penyaluran Kredit Rumah Subsidi)

Ia menjelaskan, perusahaan bisa menekan biaya dana dengan memperbanyak porsi simpanan ritel. Dengan begitu, BTN memiliki ruang yang cukup untuk menurunkan tingkat bunga pinjaman, khususnya KPR.

Sebagai gambaran, berdasarkan laporan keuangan BTN Semester I 2019, pendapatan bunga bersih hanya tumbuh 1,3% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 4,62 triliun. Padahal, pendapatan bunga BTN tumbuh 19,8% menjadi Rp 12,78 triliun.

Alasan pendapatan bunga bersih BTN tumbuh tipis, karena beban bunga perseroan naik hingga 36,3% yoy menjadi Rp 8,15 triliun. Hal tersebut membuat laba bersih perseroan selama enam bulan pertama tahun ini turun 8,9% menjadi Rp 1,3 triliun.

Nixon mengatakan, BTN tetap terus menumbuhkan DPK, baik ritel maupun institusi. Bahkan, perusahaan menargetkan DPK secara total tumbuh 10%-12% yoy tahun ini.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...