Sektor Industri Dasar dan Tambang Topang Kinerja IHSG Hari ini
Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, Jumat (6/9), ditutup naik tipis 0,03% menjadi berada di level 6.308,95. Indeks dalam negeri ini bisa naik terutama ditopang oleh sektor industri dasar yang ditutup naik 1,71%.
"Kenaikan indeks hari ini masih disebabkan sentimen seperti kemarin, namun "power"-nya sudah berkurang," kata analis Panin Sekuritas William Hartanto di Jakarta, seperti dilansir dari Antara.
Mayoritas saham Asia pada Kamis (5/9) kemarin berakhir lebih tinggi seiring adanya harapan meredanya perang dagang setelah para pejabat dari Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok berjuang untuk menyepakati pembicaraan baru.
Selain itu, anggota parlemen Inggris yang bergerak untuk memblokir kesepakatan Brexit tanpa kesepakatan dan pemimpin Hong Kong yang berusaha memadamkan kerusuhan di pusat keuangan utama Asia, menjadi katalis positif.
(Baca: IHSG Hari Ini Diprediksi Naik Jelang Rilis Data Cadangan Devisa)
Tercatat saham-saham yang menopang kenaikan sektor industri dasar pada perdagangan hari ini yaitu SMGR yang naik 0,19% menjadi Rp 13.450 per saham. Lalu TPIA naik 1,12% menjadi Rp 9.025 per saham. Diikuti INKP yang naik 2,13% menjadi Rp 7.200. Termasuk BRPT yang juga naik 7,50% menjadi Rp 1.075 per saham.
Sektor lainnya yang menopang kenaikan IHSG yaitu sektor pertambangan yang tercatat naik 0,83%. Beberapa saham yang menjadi penopang sektor ini yaitu saham-saham produsen batu bara seperti ADRO yang naik 5,95% menjadi Rp 1.335. PTBA naik 5,26% menjadi Rp 2.600 per saham. ITMG naik 2,85% menjadi Rp 14.425 per saham.
Harga batu bara dunia dalam sepekan ini tengah berada dalam tren kenaikan. Tercatat, harga batu bara berdasarkan Bursa ICE Newcastle pada perdagangan kemarin, ditutup di harga US$ 68,5 per metrik ton atau naik 4,18% dibandingkan harga pada hari Senin (2/9).
(Baca: Tren Kenaikan Harga Batu Bara, Saham-saham Perusahaan Ini Meroket)
Meski sejak awal tahun ini harga batu bara tercatat masih terkoreksi 32,4%, namun harga batu bara ICE Newcastle kemarin, tercatat paling tinggi sejak 14 Agustus 2019 yang berada di harga US$ 68,6 per metrik ton. Tren kenaikan harga batu bara, khususnya di bulan ini lah yang berpengaruh kepada saham emiten-emiten batu bara.
"(Saham emiten batu bara) berarti lebih dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas global," kata Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji kepada Katadata.co.id.
Meski begitu beberapa sektor tercatat terkoreksi yang menjadi penghambat laju IHSG hari ini. Seperti sektor properti yang turun 1,78%. Saham-saham sektor ini yang menjadi penopang penurunan seperti POLL yang turun 19,05% menjadi Rp 4.250. ACST yang turun 5,58% menjadi Rp 1.100. DMAS turun 5,33% menjadi Rp 284 per saham.
Lalu sektor yang menjadi penopang terkoreksinya IHSG juga berasal dari sektor infrastruktur yang turun 1,41%. Saham-saham di sektor ini yang menjadi penopang penurunan seperti TLKM yang turun 2,55% menjadi Rp 4.210 per saham. PGAS turun 0,26% menjadi Rp 1.945 per saham. EXCL turun 7,10% menjadi Rp 3.270 per saham.
(Baca: Katadata Market Index: IHSG September Diprediksi Masih Bearish)
Data Perdagangan Hari Ini
Hari ini perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) tercatat memiliki volume sebanyak 14,58 miliar saham, dengan nilai transaksi Rp 8,68 triliun, dan dengan frekuensi sebanyak 532.765 kali. Ada 211 saham yang ditutup naik, ada 193 saham yang terkoreksi, dan 150 saham yang stagnan.
Tercatat, investor asing kembali melakukan aksi jual bersih, baik di pasar reguler maupun sekunder senilai Rp 354 miliar. Namun, khusus pasar reguler, investor asing menjual bersih dengan nilai mencapai Rp 363,13 miliar.
Naiknya bursa saham di dalam negeri sejalan dengan bursa-bursa di Asia lainnya. Seperti Nikkei 225 Index yang naik 0,54%, Hang Seng Index yang naik 0,66%, dan Shanghai Composite Index yang naik 0,46%. meski begitu ada pula saham di Asia yang terkoreksi seperti Strait Times Index yang turun 0,08%.
(Baca: Bursa Saham Asia Kompak Menghijau, IHSG Sesi I Turun 0,27%)