Capai Target, Transaksi Pameran Dagang TEI 2019 Tembus Rp 153,8 T

Rizky Alika
25 Oktober 2019, 20:39
Seorang pengunjung sedang melihat-lihat produk kerajinan kulit di pameran perdagangan
Katadata/Arief Kamaludin
Seorang pengunjung sedang melihat-lihat produk kerajinan kulit di pameran perdagangan

Agenda tahunan pameran dagang internasional Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 membukukan transaksi sebesar US$ 10,96 miliar atau senilai Rp 153,38 triliun. Angka itu mencapai target dari yang ditetapkan semula sebesar Rp 137 triliun serta meningkat 29,04% dibanding realisasi pameran tahun lalu sebesar US$ 8,49 miliar atau senilai Rp 127,33 triliun.

Pameran ekspor terbesar di Indonesia tersebut diselenggarakan di International Convention Exhibition (ICE) di Tangerang selama lima hari, pada 16-20 Oktober 2019.

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menjelaskan, keseluruhan transaksi  US$ 10,6 miliar atau Rp 153 triliun meliputi transaksi perdagangan, jasa, dan investasi. Dari jumlah tersebut, transaksi investasi memberi kontribusi terbesar dengan total senilai US$ 9,29 miliar.

Sedangkan untuk transaksi perdagangan terdiri dari transaksi produk (barang)  tercatat sebesar US$ 1,54 miliar atau Rp 21,6 trilun.  

(Baca: Teken 84 Kerja Sama, Trade Expo Catat Kontrak Dagang Rp 7,9 Triliun)

Untuk transaksi produk meliputi transaksi perdagangan barang yang berasal dari penandatanganan kontrak dagang (US$ 698,34 juta), transaksi di stan pameran (US$ 687,60 juta), misi dagang lokal (US$ 50,63 juta) dan penjajakan kesepakatan dagang (business matching) (US$ 67,11 juta).

Lalu, transaksi Kementerian Kelautan dan Perikanan (US$ 10,43 juta), forum bisnis hortikultura (US$ 8,78 juta) serta kuliner dan pangan nusa (US$ 457,14 ribu). Sedangkan transaksi perdagangan jasa tercatat sebesar US$ 120,08 juta. 

Pemerintah mencatat, transaksi perdagangan pada TEI 2019 terbesar dicetak oleh Mesir sebanyak US$ 270,51 juta. "Transaksi dari Mesir ini menarik karena negara kita sangat subur. Jadi produk kita dibutuhkan di sana,"  kata Agus Suparmanto di kantornya, Jakarta, Jumat (25/10).

Sejumlah produk yang ditransaksikan oleh Negeri Mesir tersebut meliputi di antaranya minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO), kopi, kertas dan produk kertas, bumbu-bumbuan. Lalu, ada barang konsumsi, karet, produk agrikultur, produk perikanan, dan kerajinan tangan.

(Baca: Pacu Ekspor, Kemendag Bidik Penyelesaian 12 Perjanjian Dagang di 2020)

Melihat hal tersebut, Agus mengaku bakal menganalisa lebih detail komoditas yang dibutuhkan oleh Mesir. Selain itu, pihaknya juga akan mengkaji lebih lanjut peluang untuk mendiversifikasi produk untuk dikembangkan ke negara tersebut.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...