Kesepakatan Dagang AS-Tiongkok Makin Dekat, Harga Minyak Brent Naik

Image title
30 Desember 2019, 09:46
harga minyak, perang dagang as tiongkok, minyak
Katadata
Ilustrasi kilang minyak. Harga minyak mentah dunia jenis Brent menguat pada perdagangan hari Senin (30/12) WIB. Penguatan dipicu optimisme atas kesepakatan dagang AS-Tiongkok yang semakin dekat.

Harga minyak mentah dunia jenis Brent menguat pada perdagangan hari Senin (30/12) WIB. Penguatan dipicu optimisme atas kesepakatan dagang AS-Tiongkok yang semakin dekat. Selain itu, turunnya stok minyak AS juga mengerek naik harga.

Dari data Bloomberg, hingga berita ini ditulis pukul 09.30, harga minyak jenis Brent naik 0,16 % ke level US$ 68,27 per barel. Sedangkan minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) stagnan di US$ 61,72 per barel.

"Persediaan hampir seluruhnya naik," kata Josh Graves, ahli strategi pasar senior di RJO Futures di Chicago seperti dilansir dari Reuters, Senin (30/12).

(Baca: Terus Naik, Harga Minyak Sentuh Level Tertingginya Sejak September)

Beijing dan Washington siap mendinginkan perang dagang selama 17 bulan terakhir dengan mengumumkan perjanjian dagang fase pertama. AS akan memangkas tarif impor beberapa produk. Imbalannya,  Tiongkok akan membeli produk pertanian Negeri Paman Sam dalam jumlah lebih banyak.

Sedangkan Stok minyak mentah AS turun 5,5 juta barel dalam sepekan menjadi 441,4 juta barel pada 20 Desember. Ini jauh melebihi ekspektasi analis yang meramal penurunan hanya 1,7 juta barel. Penguatan harga minyak juga terjadi seiring membaiknya sentimen konsumen.

Survei pada hari Kamis (26/12) lalu menunjukkan angka belanja online di AS pada masa liburan mencapai rekor, “Masyarakat cenderung membeli banyak barang dan secara tidak langsung mengerek harga minyak,” kata Graves.

(Baca: Kesepakatan Dagang AS & Komitmen Pasokan OPEC Kerek Harga Minyak Dunia)

Hal lain, organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia bulan ini memutuskan untuk membatasi produksi minyak sampai akhir Maret. Namun Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan OPEC+ mungkin mengakhiri pengurangan produksi pada tahun 2020.

Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...