Patuhi Jokowi, Sri Mulyani Ungkap Faedah Membasmi Manipulator Saham
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati setuju dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membasmi manipulator di pasar modal. Langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor.
Manipulator kerap ‘menggoreng’ saham. Harga saham yang digoreng biasanya meningkat cepat dengan volume perdagangan yang tinggi. Namun, pada level tertentu harganya anjlok, lebih cepat dibanding proses kenaikannya.
Sri Mulyani mengatakan, pasar modal seharusnya menjadi lembaga dan tempat bagi investor untuk menaruh kepercayaan dalam berinvestasi. “Jadi, instrumen investasi itu perlu memiliki latar belakang (track record) dan valuasi yang memiliki integritas,” katanya di Jakarta, hari ini (2/1).
Dengan begitu, investor memiliki gambaran yang jelas terkait risiko dan imbal hasil (return) terkait instrumen investasi yang bakal dipilih. Mereka pun dapat mengambil keputusan yang tepat.
(Baca: Jokowi Minta OJK dan BEI Bersihkan Pasar Modal dari Manipulator Saham)
Menurut dia, fondasi integritas pasar modal yang sangat penting yaitu tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) dan good market conduct. Dengan adanya kedua hal itu, ia yakin masyarakat bakal meminati instrumen investasi yang diterbitkan pemerintah.
"Kami senang dengan masyarakat kelas menengah yang sudah mulai tumbuh. Maka kesadaran mereka untuk bisa melakukan diverisifikasi tabungan, menjadi sangat penting," katanya.
Namun, masyarakat perlu merasa aman dalam hal risiko maupun imbal hasil saat berinvestasi. Karena itu, menurut dia regulator harus bekerja sama meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Dalam hal ini, Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Dia mengklaim, kepercayaan investor asing terhadap instrumen investasi di dalam negeri terus terjaga. Hal itu terlihat dari hasil survei Bloomberg, di mana Indonesia menempati urutan pertama di antara negara-negara berkembang, soal kepercayaan investor pada instrumen saham dan surat utang.
(Baca: Saham-saham yang Paling Untung dan Buntung Sepanjang 2019)
Pada instrumen saham, Indonesia menempati peringkat pertama, di atas Tiongkok dan India. Indonesia juga menempati urutan atas terkait kepercayaan investor terhadap instrumen surat utang, di atas Rusia dan Meksiko.
"Itu memberikan suatu keyakinan bahwa Indonesia menuju arah yang baik dan benar," katanya.
Sri Mulyani ingin reputasi tersebut terus dijaga dan dipertahankan. Sebab, untuk bisa terus membangun, Indonesia butuh aliran modal masuk (capital inflow), baik dari internasional maupun masyarakat dalam negeri.
"Modal-modal ini yang akan mampu menggerakkan ekonomi, sesuai dengan kebutuhan pembangunan apabila kita menjaga kepercayaan tadi," kata Sri Mulyani.
(Baca: Perdagangan Perdana 2020, IHSG Diprediksi Lanjutkan Penurunan)