Kondisi Global Makin Suram, Sri Mulyani Waspadai Dampak ke Ekonomi RI

Agustiyanti
10 Januari 2020, 10:07
Sri Mulyani, Pertumbuhan Ekonomi, Ekonomi Global, Ketidakpastian Global, Bank Dunia
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah akan fokus menjaga pertumbuhan ekonomi domestik di tengah ketidakpastian global yang meningkat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang dilakukan Bank Dunia memberikan peringatan bahwa kondisi ekonomi global masih akan diliputi ketidakpastian seperti tahun lalu. Ia pun menyatakan pemerintah bakal fokus menjaga pertumbuhan ekonomi domestik dengan instrumen-instrumen yang ada. 

Bank Dunia dalam laporan terbarunya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global ada tahun ini dari 2,7% pada proyeksi Juni 2019 menjadi 2,5%. Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik dipangkas dari 2,6% menjadi 2,4%. 

"Kami lihat ketidakpastian akan muncul terus. Jadi  harus tetap waspada terhadap itu," kata Sri Mulyani di Kantor Kementerian Luar Negeri, Kamis malam (10/1).

Sri Mulyani menjelaskan, ketidakpastian global awal tahun ini dibuka dengan konflik antara AS dan Iran. Selain itu, Pemilu AS pada November 2020 juga akan memberikan ketidakpastian politik di negara tersebut dan dapat berdampak ke perekonomia global. 

(Baca: Setelah Sri Mulyani, Mari Pangestu Ditunjuk jadi Direktur Bank Dunia)

Di sisi lain, ruang fiskal sejumlah negara juga terbatas sehingga tak mampu mendorong perekonomiannya ditengah ketidakpastian geopolitik. Hal ini berimbas pada perlambatan ekonomi secara global.

Berbagai kondisi tersebut akan menjadi perhatian Bendahara Negara itu. Adapun ia meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tetap terjaga. 

"Di domestik, kami tetap fokus menggunakan semua instrumen untuk menjaga pertumbuhan," ujar dia.

Dalam laporan Global Economic Prospects yang baru dirilis, pertumbuhan ekonomi negara-negara maju diproyeksi turun menjadi 1,4% pada 2020 Hal ini seiring berlanjutnya pelemahan sektor manufaktur di kelompok negara maju.

(Baca: Kian Lesu, Bank Dunia Pangkas Lagi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global)

Sementara, pertumbuhan di pasar negara berkembang diperkirakan meningkat menjadi 4,1% pada tahun ini. Namun, sekitar sepertiga dari pasar dan ekonomi negara berkembang diproyeksikan melambat akibat ekspor dan investasi yang lebih lemah dari perkiraan.

"Para pembuat kebijakan harus mengambil kesempatan untuk melakukan reformasi struktural yang mendorong pertumbuhan dengan basis lebih luas yang penting untuk mengurangi kemiskinan,” kata Wakil Presiden Kelompok Bank Dunia untuk Pertumbuhan yang Merata dan Keuangan Ceyla Pazarbasioglu dalam keterangan resminya.

Ia menilai diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan iklim bisnis, supremasi hukum, pengelolaan utang, dan produktivitas guna mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan bagi negara-negara berkembang.

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...