Istri Bima Arya Gerakkan Sejuta Masker Kain di Bogor Mengatasi Corona

Ameidyo Daud Nasution
4 April 2020, 18:51
bogor, masker kain, virus corona
Istimewa
Gerakan Sejuta Masker Kain Kota Bogor yang diluncurkan istri Wali Kota Bogor Bima Arya yakni Yane Ardian akhir pekan ini. (Foto: Istimewa)

Berbagai cara dilakukan banyak pihak guna mengatasi kelangkaan di tengah pandemi virus corona Covid-19. Salah satunya dilakukan oleh istri Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yakni Yane Ardian.

Yane menggagas kampanye bernama Gerakan Sejuta Masker Kain Kota Bogor yang secara resmi diluncurkan pekan ini. Tujuannya, sebagai edukasi dan memenuhi kebutuhan masker bagi warga kota hujan agar tak mudah terserang virus.

Di sisi lain Yane berharap tak ada masyarakat memborong masker bedah dan N95 yang sebenarnya digunakan untuk keperluan medis. “Sehingga yang diperlukan ada masker non medis seperti kain,” katanya saat berbincang lewat video dengan Katadata.co.id, Kamis (2/4).

(Baca: Krisis Ventilator di Tengah Pandemi Corona, Seberapa Penting Alat Ini?)

Dalam akun Instagram @yane_ardian, terlihat Yane bersama istri Wakil Wali Kota Bogor yakni Yantie Dedie Rachim, dan beberapa istri pejabat teras Kota Bogor mengimbau warga bergabung dalam gerakan ini.  Selain itu ada pernyataan seluruh Ketua PKK kecamatan di Kota Bogor untuk menyemarakkan pembuatan sejuta masker kain.

Sebelum video berakhir, ada pula potongan gambar warga Bogor yang mulai menggunakan masker kain dengan berbagai macam model. Terlihat, warga telah mengenakan masker bedah dari kain berwarna merah, kuning, hingga tokoh kartun. Bahkan ada yang membuat masker model N-95 dari kain katun bermotif polkadot. 

Ketika ditanya kapan inisiatif ini muncul, Yane menjelaskan gerakan membuat masker kain sebenarnya telah dimulai secara spontan oleh beberapa warga usai munculnya Covid-19. Namun dia memutuskan untuk menggerakkan lebih besar agar kebutuhan masker 1,6 juta warga Bogor dapat terpenuhi.

“Yang leading itu ibu-ibu PKK, tapi kami rangkul semua termasuk organisasi wanita Kota Bogor,” ujarnya.

Wanita kelahiran Bogor 1 Juli 1979 itu mengatakan semua warga yang bisa menjahit dan memiliki alat jahit bisa berpatisipasi. Tak hanya itu, mereka yang tak bisa menjahit juga dapat berperan dengan menyumbang kain katun yang menjadi bahan utama masker.

Pemkot dalam hal ini akan menjadi fasilitator dengan mendata pelaku usaha konveksi terutama industri rumahan. Kecamatan nantinya akan mengatur banyaknya kain yang dijadikan masker berdasarkan kesanggupan penjahit.

Masker yang telah jadi akan dibawa ke kantor kelurahan agar lebih mudah diambil. “Masyarakat yang butuh bisa menghubungi kelurahan,” kata Yane yang memang hobi menjahit ini.

(Baca: Pasien Corona Melonjak, Mercedes Produksi Ribuan Alat Bantu Pernapasan)

Masker hasil karya ibu-ibu tersebut juga akan dibagikan secara cuma-cuma bagi mereka yang harus menafkahi keluarganya di luar rumah seperti tukang parkir. Namun untuk warga yang mampu, Yane berharap kesediaannya memberikan donasi.

Dengan cara itu, ia yakin warga Bogor dapat terlindungi dari ancaman corona sekaligus menghidupkan ekonomi masyarakat. “Uang tersebut bisa dipakai beli kain atau upah lelah penjahit. Karena kami tidak menjual maskernya,” ujar Yane.

Beberapa yayasan terlibat dalam penggalangan donasi mendukung program ini. Salah satunya adalah Yayasan Cinta Keluarga Indonesia (YCKI) dengan menggalang sumbangan bertagar #BikinPakaiDonasiMaskerKain.

Masker Berbagai Model

Dalam wawancara video tersebut, Yane sempat menunjukkan beberapa masker kain yang ada di rumahnya. Ada tiga pelindung wajah yang diperlihatkan yakni masker kain dengan bentuk buff berwarna hitam.  Lalu ada masker berbahan kain kotak-kotak dengan model diikat di belakang kepala.

Terakhir adalah masker berwarna hitam dengan kantung di bagian belakangnya. “Ini harus katun agar mudah digunakan untuk bernafas,” kata adik artis Yulia Rachman itu.

Ia lalu sempat menjajal tiga masker tersebut. Ketika mencoba masker berkantung, Yane mengatakan pelindung ini digunakan untuk mereka yang benar-benar ingin merasa aman.

Di dalam kantung tersebut, pengguna masker dapat menyelipkan tissue atau penyaring lainnya. “Jadi kalau mereka batuk atau bersin, hanya tissue-nya saja yang diganti,” kata Yane.

(Baca: Mobilitas Tinggi dan Padat Penduduk, 3 Provinsi Paling Rentan Corona)

Meski demikian, yang menjadi favoritnya adalah model buff yang berbentuk seperti paruh burung. Alasannya, selain lebih rapat, masker jenis ini menyediakan rongga yang lebih luas untuk bernapas. “Nanti polanya bisa kami bagikan ke masyarakat,” ujar Yane.

Lantaran berbahan dasar kain, ia yakin bahwa Gerakan Sejuta Masker Kota Bogor tak akan mencemari lingkungan. Selain itu penggunaannya sangat praktis dan mudah untuk dicuci.

“Harapannya, akan ada gerakan yang sama di kota-kota lainnya,” ujar Yane bangga.

NB: Artikel ini mengalami penambahan pada Minggu (5/4) pukul 17.20 untuk menambahkan peluncuran Gerakan Sejuta Masker Kain Kota Bogor

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...