Nokia, Ericsson, Samsung Siap Gantikan Teknologi 5G Huawei di Inggris
Inggris memutuskan untuk menyetop penggunaan seluruh jaringan internet generasi kelima (5G) Huawei pada 2027. Nokia, Ericsson, dan Samsung mengaku siap untuk menggantikan posisi perusahaan asal Tiongkok itu.
Perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Inggris juga tidak bisa menggunakan teknologi baru Huawei mulai tahun depan. “Pemerintah memutuskan, perlu melarang Huawei dari proyek jaringan 5G,” kata Sekretaris Negara untuk Departemen Dalam Negeri di bidang Digital, Budaya, Media dan Olahraga Inggris Oliver Dowden dikutip dari Reuters, Selasa (14/7).
Inggris memilih untuk menggunakan layanan 5G dari Nokia dan Ericsson. Selain itu, pemerintah akan mencari pemasok baru seperti Samsung dan NEC.
(Baca: Inggris Putuskan Setop Teknologi 5G Huawei Secara Penuh pada 2027)
Perusahaan peralatan telekomunikasi asal Finlandia, Nokia pun mengaku siap untuk menggantikan layanan 5G dari Huawei. “Kami memiliki kapasitas dan keahlian untuk mengganti semua peralatan Huawei di jaringan Inggris, dalam hal skala dan kecepatan,” kata Kepala Nokia di Inggris Whorm Cormac.
Hal senada disampaikan oleh Presiden Ericsson untuk Eropa dan Amerika Latin Arun Bansal. Ia mengatakan, Ericsson memiliki teknologi, pengalaman, dan kapasitas rantai pasokan yang dapat membantu dalam menciptakan jaringan 5G terdepan.
“Kami siap bekerja dengan operator Inggris untuk memenuhi jadwal mereka, tanpa gangguan pada layanan pelanggan,” kata Bansal. (Baca: Kerja Sama 5G Terancam Batal, Huawei Peringatkan Pemerintah Inggris)
Sebelumnya, perusahaan teknologi asal Korea Selatan, Samsung mengaku siap masuk ke pasar Inggris. “Kami bisa, pasti,” kata Wakil presiden eksekutif Samsung Woojune Kim dikutip dari Reuters, Kamis (9/7) lalu.
Samsung juga sudah melakukan diskusi komersial secara aktif dengan operator di Eropa untuk memasok peralatan jaringan. Perusahaan pun menginvestasikan sumber dayanya untuk pengembangan 4G, 5G dan 6G.
"Satu hal yang menjadi tantangan bagi Samsung memasuki pasar Inggris atau Eropa, lebih terkait dengan permintaan untuk teknologi Radio Access Network (RAN) tunggal, seperti 2G dan 3G," katanya kepada komite pembuat undang-undang Inggris.
(Baca: Huawei Terancam Didepak, Samsung Siap Masuk Pasar 5G Inggris)
Sedangkan Huawei mengaku kecewa dengan keputusan tersebut. “Ini berita buruk bagi siapa pun di Inggris yang memiliki ponsel,” kata juru bicara Huawei.
Perusahaan berharap Inggris mempertimbangkan kembali kebijakannya. “Kami yakin bahwa pembatasan AS yang baru tidak akan memengaruhi ketahanan atau keamanan produk yang kami suplai ke Inggris,” ujar dia.
Sebagaimana diketahui, Inggris beralasan bahwa sanksi Amerika Serikat (AS) akan berpengaruh terhadap keamanan layanan Huawei. “Sanksi AS memiliki dampak ‘berat’ bagi perusahaan, yang secara signifikan mengubah perhitungan GCHQ,” demikian tertulis pada laporan National Cyber Security Center GCHQ.
Namun, tak ada bocoran terperinci terkait risiko keamanan teknologi yang dimaksud. (Baca: Inggris Diprediksi Setop 5G Huawei dalam Beberapa Bulan karena Trump)
Kebijakan tersebut tentu akan membuat hubungan Inggris dan Tiongkok memanas. Namun, Presiden AS Donald Trump mengancam akan memutus hubungan kerja sama intelijen dengan negara yang memakai jasa Huawei.
Di satu sisi, Inggris tengah mengupayakan kesepakatan dagang dengan AS pasca-Brexit. Oleh karena itu, langkah Inggris membatasi layanan Huawei dinilai bisa memperkuat hubungan dengan Negeri Paman Sam.
(Baca: Terancam Didepak Imbas Trump, Huawei Buat Pusat Penelitian di Inggris)