Kerja Sama dengan Garuda, Yusril: Utang Sriwijaya Air Malah Membengkak

Dimas Jarot Bayu
7 November 2019, 20:42
Kuasa Hukum Sriwijaya Air Yusril Ihza Mahendra
ANTARA FOTO/INDRIANTO EKO SUWARSO
Kerja sama tersebut membuat operasional Sriwijaya Air menjadi tak efisien dan justru membuat utang perusahaan semakin membengkak.

Meski demikian, Yusril mengaku tak memegang rincian keuangan maupun utang Sriwijaya Air. Namun, ia menjelaskan, kliennya sebenarnya tak berutang secara langsung kepada Garuda Indonesia maupun Citilink, tetapi kepada Pertamina, PT Garuda Maintanance Facility, dan  bank BUMN.

 "Di berbagai media selalu dikatakan bahwa utang kepada Garuda akan diubah menjadi saham. Sebenarnya praktis tidak ada utang Sriwijaya Air kepada Garuda," jelas dia. 

Ia pun mengaku sudah berbicara dengan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan pihak Garuda terkait masalah-masalah itu. Menurut Yusril, dalam pembicaraan tersebut diajukan perpanjangan perjanjian kerja sama Sriwijaya dan Garuda untuk sementara waktu.

(Baca: Baru Sebulan Rujuk, Garuda Pecah Kongsi dengan Sriwijaya Air?)

Hal lain yang juga dibahas adalah mengenai adanya revisi atas perjanjian kerja sama kedua maskapai. "Disepakati (perpanjangan perjanjian kerja sama) untuk tiga bulan, tapi segera diadakan revisi," kata Yusril.

Ia mengaku akan menyampaikan proposal tersebut kepada para pemegang saham Sriwijaya. Nantinya, mereka yang akan menentukan apakah akan melanjutkan kerja sama dengan Garuda atau menghentikannya sama sekali.

Jika pun kerja sama dilanjutkan dan direvisi, Yusril menilai akan ada pergantian jajaran direksi agar tak terjadi konflik kepentingan. "Kan agak susah kalau direksi Garuda me-manage Sriwijaya, sementara ini kami ada konflik kepentingan," kata Yusril.

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra dan VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M. Ikhsan Rosan enggan menjawab masalah kisruh antara Garuda dan Sriwijaya. Mereka langsung meninggalkan Kemenko Maritim dan Investasi setelah pertemuan selesai digelar.

Pada sembilan bulan pertama tahun ini, Garuda Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun, setelah mencatat rugi pada periode yang sama tahun lalu. Sejak mengambil alih pengelolaan Grup Sriwijaya Air, pangsa pasar Grup Garuda Indonesia meningkat dari 33% menjadi 46% seperti tergambar dalam databoks di bawah ini. 

 

 

Halaman:
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...