Gudang Kapas Milik Sritex di Sukoharjo Terbakar
Sritex merupakan salah satu perusahaan tekstil yang mampu meraup untung di saat banyak produsen sejenis lainnya bangkrut. Pada semester I 2019, Sritex membukukan laba sebesar US$ 63,2 juta atau Rp 884,8 miliar (dengan kurs Rp 14.000 per dolar AS).
Laba bersih itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) senilai US$ 56 juta atau Rp 784 miliar. Kenaikan tersebut ditopang oleh pendapatan usaha sebesar US$ 513 juta, sedangkan beban usaha US$ 38 juta.
(Baca: Sritex Rambah Bisnis Ritel)
Perusahaan terbuka ini juga aktif menerapkan teknologi industri 4.0 untuk meningkatkan efisiensi. Selama 2013-2018, Sritex menghabiskan US$ 100 juta dalam menerapkan otomatisasi, robotisasi, dan digitalisasi hampir di sebagian lini produksi.
Emiten tersebut juga mengintegrasikan empat proses produksi yakni spinning (pemintalan benang), weaving (penenunan), finishing, dan garmen. Bahkan, perusahaan sedang menyiapkan bisnis Hutan Tanaman Industri yang dapat memasok bahan baku serat rayon buat Sritex.