Isu Ganti Presiden Gerus Suara di Pilkada, Golkar Antisipasi di 2019

Dimas Jarot Bayu
2 Juli 2018, 14:37
Sudrajat -Ahmad Syaikhu
ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Sudrajat (tengah)-Ahmad Syaikhu (kedua kanan) berhasil merebut suara Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi lewat isu "Ganti Presiden 2019".

Menurut Dedi, isu #2019GantiPresiden efektif karena tak hanya disebarkan secara masif melalui media sosial. Hal itu juga diserukan secara aktif oleh para pendukung Sudrajat-Syaikhu secara langsung.

Dedi menuding, isu itu disampaikan mulai dari pembagian selebaran hingga adanya pengiriman paket barang ke rumah-rumah pemilih. Penyebaran itu, lanjut Dedi, tersistem secara merata di seluruh Jawa Barat.

"Ini yang pertama kali di Indonesia. Itu tidak main-main," kata Dedi.

Dedi menjelaskan, isu #2019GantiPresiden sukses menarik suara pemilih Deddy, lantaran mantan Wakil Gubernur Jawa Barat tersebut memiliki sejarah cukup dekat dengan PKS sebelumnya.

Deddy dulu kerap menyampaikan gagasan yang serupa dengan PKS, dan pemilihnya juga banyak berasal dari Depok, Bogor, dan Bekasi yang menjadi lumbung suara PKS.

PKS diketahui sebagai pengusung Sudrajat-Syaikhu dalam Pilkada Jawa Barat dan menjadi inisiator dari gerakan #2019GantiPresiden.

"Sehingga bisa dilihat terjadinya penurunan elektabilitas di Pilkada tersebut dalam satu bulan terakhir," kata Dedi.

(Baca juga: Siasat Gerindra dan PKS Dongkrak Suara di Pilgub Jabar dan Jateng)

Sebelumnya Wakil Sekjen Gerindra Andre Rosiande menyatakan salah satu pendongkrak meningkatnya suara Sudrajat-Syaikhu karena efek kampanye #2019GantiPresiden. Menurut dia, model kampanye tersebut cukup ampuh untuk membuat para pemilih melirik calon mereka.

Andre memaparkan partai pengusung Sudrajat-Syaikhu pasang strategi berkampanye di masa akhir menjelang pencoblosan. Sehingga, hasil kampanye baik secara nyata maupun dunia maya, tak terekam dalam survei. Dari berbagai survei, pasangan Sudrajat-Syaikhu hanya menempati posisi ketiga dari empat kandidat.

Hingga kini, partai pendukung Sudrajat-Syaikhu menolak mengakui hasil perhitungan cepat, dan mengklaim perhitungan internal menunjukkan pasangannya unggul. "Masih ada peluang calon kami meraih suara terbanyak, tunggu hasil rekapitulasi KPU," kata Andre.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...