Bos BEI Harapkan Tragedi Bom Surabaya Tak Pengaruhi Bursa Saham

Yuliawati
Oleh Yuliawati
13 Mei 2018, 21:43
Potensi Pasar Modal
ANTARA FOTO/Agung M Rajasa
Suasana bursa saham.

Direktur Utama BEI Tito Sulistio menyatakan keprihatinannya atas tragedi bom di Surabaya, Minggu (13/5). Tito berharap pelaku pasar bursa saham tetap tenang dan beraktivitas secara normal.

“Saya yakin teror bom Surabaya juga tidak akan berpengaruh besar terhadap aktivitas di pasar modal,” kata Tito dalam siaran pers, Minggu (13/5).

Dia menyatakan secara fundamental emiten yang tergabung dalam LQ45 menunjukkan kinerja yang solid dengan rata- rata pendapatan meningkat sebesar 15,96% dan laba bersih meningkat 11,68% pada kuartal 1 2018 dibandingkan dengan kuartal 1 2017.

Sementara kondisi pasar juga cukup stabil yang ditunjukkan dengan likuiditas transaksi yang tinggi dengan rata – rata transaksi harian mencapai Rp 8,87 triliun atau meningkat 16,7% dibandingkan 2017, dengan frekuensi harian sebesar 387 ribu atau meningkat sebesar 23,7% dibandingkan 2017.

(Baca juga: Pendukung ISIS, Pelaku Bom Surabaya Terdiri dari Ayah, Ibu & 4 Anak)

Tito juga berkaca pada pengalaman teror bom Thamrin 14 Januari 2016 yang tidak berpengaruh besar terhadap kegiatan di pasar modal. Pada saat terjadinya teror, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi sebanyak 77,86 poin atau sebanyak 1,72% di level 4.459,32 poin.

Namun koreksi IHSG tersebut hanya reaksi sesaat atau bersifat sementara karena pada penutupan perdagangan sesi II di hari yang sama, IHSG hanya ditutup melemah tipis 0,53% dan keesokan harinya justru menguat 0,24%. “Investor di pasar modal tidak terpengaruh oleh gerakan teror yang terjadi,” kata Tito.

Sebagai wujud keprihatinan, Tito meminta kepada seluruh SRO dan anak perusahaan selama tiga hari sejak Senin (14/5) sampai dengan Rabu (16/5) mengenakan pakaian putih dengan pita hitam di lengan kanan. Dia juga mengimbau emiten dan anggota bursa mengenakan pakaian yang sama.

(Baca juga: Bom Bunuh Diri di Gereja Surabaya Diduga Terkait Jaringan ISIS)

Pagi tadi tiga bom Surabaya meledak dalam waktu berdekatan di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.

Hingga kini, ledakan bom di tiga gereja menyebabkan 13 orang tewas, dengan enam orang di antaranya para pelaku. Sementara jumlah korban luka sekitar 41 orang.

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan pelaku bom Surabaya melibatkan satu keluarga terdiri dari bapak, ibu dan empat anak. Keluarga ini diduga sebagai pendukung ISIS yang kembali ke Indonesia dari Syuriah.

"Kelompok tak lepas dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) yang merupakan pendukung utama ISIS di Indonesia yang dipimpin oleh Aman Abdurahman," kata Tito.

(Baca juga: Sebelum Ledakan Bom Surabaya, Polisi Tembak Mati Teroris di Jawa Barat)

Tito memaparkan motif serangan ini terkait dengan kondisi ISIS yang tengah tertekan dan dalam keadaan terpojok. Dalam keadaan tertekan, ISIS memerintahkan jaringannya menyerang di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Media ISIS, Amaq News Agency mengklaim bertanggung jawab atas serangan yang terjadi di Surabaya. Dalam pernyataan yang dikutip ABC Online, mereka menyebut tindakan keji tersebut sebagai serangan syahid.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...