7 Tarian Daerah Jawa Tengah yang Populer Dibawakan Hingga Kini

Tifani
Oleh Tifani
9 Desember 2022, 18:08
Tarian Daerah Jawa Tengah
ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/aww.
Ilustrasi, sekelompok penari berlatih menampilkan tari Bedhaya Anglir Mendhung di Pura Mangkunegaran, Solo, Jawa Tengah.

4. Tari Beksan Wireng

Tarian Beksan Wireng dikatakan telah ada sejak abad ke-11. Tarian tradisional Jawa Tengah ini berasal dari Keraton Jawa yang lestari di Kasunanan Surakarta dan di Pura Mangkunegaran.

Tarian ini menceritakan tentang perlawanan perang. Beksan Wireng diciptakan pada saat Amiluhur menjadi raja. Amiluhur ingin semua orang dapat berperang untuk melindungi kerajaannya, maka diciptakanlah tarian ini. Untuk menghormati dan meneruskannya, banyak penari dari Jawa Tengah yang mencoba menampilkan tarian seperti Beksan Wireng ini.

5. Tari Gambir Anom

Gambir Anom adalah tarian tradisional Jawa Tengah tunggal yang dipopulerkan dari Surakarta. Biasanya diperagakan oleh laki-laki ataupun perempuan.
Tarian Gambir Anom menggambarkan Irawan, putra Arjuna yang sedang jatuh cinta.

Sosok yang sedang jatuh cinta diperagakan dengan cara ia mendandani dirinya sendiri, menata rambut, merias wajah, serta berbusana rapi. Adanya gerakan bercermin, berjalan mondar-mandir seperti pujaan hatinya berada di depannya.

6. Tari Sintren

Tari Sintren berartikan “sintren” yang merupakan gabungan dua suku kata, yaitu, “Si” dan “tren”. Si dalam bahasa Jawa berarti “ia” atau “dia” dan “tren” berarti “tri” atau panggilan dari kata “putri”, sehingga Tari Sintren berartian “Si putri” yang menjadi objek pemeran utama dalam pertunjukan kesenian sintren ini.

Sintren merupakan kesenian tari tradisional masyarakat Jawa. Kesenian ini terkenal di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, yaitu Pekalongan. Tari Sintren dikenal sebagai tarian dengan aroma mistis atau magis yang berasal dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono. Kesenian Sintren diawali dari cerita rakyat atau legenda yang dipercaya oleh masyarakat.

Tari Sintren semakin terlupakan dan terancam punah, karena kurangnya upaya untuk melestarikan kesenian sintren yang menjadi salah satu budaya dan kearifan lokal negeri ini.

7. Tari Blambangan Cakil

Tari Blambangan Cakil merupakan tari yang mengadopsi dari cerita perwayangan. Pada tarian ini pesan dari budaya yang berasal dari Hindu sangatlah kental.

Hal ini terbukti dengan adanya adegan yang disadur sebagai tarian, yaitu Perang Kembang, dimana para kesatria serta raksasa saling berperang yang melambangkan peperangan antara kebaikan melawan keburukan.

Pada tarian ini biasanya mengambil tokoh Arjuna sebagai pahlawan dari kebaikan dan tokoh raksasa yaitu cakil yang menggambarkan kejahatan yang diwujukan dengan gestur tari kasar dan bringas.

Pesan moral yang dapat diambil dari tari Blambangan Cakil diantaranya setiap kejahatan yang ada di muka bumi pasti pada akhirnya akan selalu tetap terkalahkan oleh kekuatan dari kebaikan, sekuat apapun kejahatan menguasai segalanya.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...