Kementerian ESDM Ungkap Alasan Masih Andalkan Batu Bara
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap alasan Indonesia masih mengandalkan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Ini karena fokus pemerintah saat ini adalah mengejar rasio elektrifikasi.
Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana mengatakan rasio elektrifikasi penting agar seluruh masyarakat bisa menikmati listrik. “Fokus kami sampai saat ini adalah pemerataan dulu," kata dia, di Jakarta, Rabu (21/11).
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN), target rasio elektrifikasi hingga 2019 bisa 95%. Sedangkan, rasio elektrifikasi hingga kuartal III tahun 2018 sudah mencapai 98,05%.
Meski begitu, ini bukan berarti pemerintah mengabaikan pemanfaatan energi bersih. Apalagi, Indonesia juga sudah terikat dengan kesepakatan Paris (Paris Agreement) untuk mengurangi emisi karbon dalam rangka mengatasi perubahan iklim.
Pemerintah juga harus tetap mengembangkan energi baru terbarukan karena ada target bauran 23% pada tahun 2025. Jadi, target itu harus tetap dicapai.
Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2018-2027, target energi terbarukan adalah 23% dari total. Batu bara sebesar 54,4%, gas 22,2% dan Bahan Bakar Minyak (BBM) 0,4%.
Rida, tidak membantah dalam pengembangan energi baru terabarukan ada beberapa masalah yang dihadapi. Salah satunya kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Sehingga butuh jaringan yang banyak.
Kondisi Indonesia berbeda dengan wilayah Eropa yang kontinental. Alhasil, Eropa lebih maju dalam pengembangan energi baru terbarukan karena memiliki interkoneksi listrik antarnegara, tidak bergantung pada satu negara.
Duta Besar Jerman untuk Indonesia Peter Schoof membenarkan bahwa selama ini yang menjadi tantangannya adalah terbatasnya jumlah jaringan listrik. Namun, Indonesiaa memiliki potensi mengembangkan listrik yang berbasis EBT. "Potensi EBT sangat besar," kata dia.
(Baca: 32 Proyek Listrik Energi Terbarukan Belum Dapat Kejelasan Dana)
Salah satu solusi meningkatkan penggunaaan energi terbarukan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap. Dengan, adanya PLTS ini diharapkan dapat berkembang bahkan dapat menjangkau keseluruh pulau-pulau terpencil.