Shell Ajukan Impor LNG, Arcandra Prioritaskan Produksi Lokal
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar buka suara mengenai rencana impor gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) yang diajukan PT Shell Indonesia. Menurutnya, sebelum impor ada beberapa hal yang harus dilakukan.
Salah satunya adalah ketersediaan produksi dalam negeri. Apalagi, saat ini banyak kargo gas yang tidak terserap, seperti di Kilang Bontang. “Case by case. Prioritas dalam negeri juga,” kata Arcandra di Jakarta, Jumat (20/7).
Hingga kini, Arcandra belum menerima laporan mengenai pengajuan impor LNG yang akan dilakukan Shell. Namun, selama dalam negeri masih menyediakan gas, maka itu diprioritaskan.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wisnu Prabawa Taher mengatakan tahun ini target penjualan LNG sebesar 277 kargo atau setara 858,93 trillion british thermal unit (TBTU). Perinciannya 119 kargo dari kilang Tangguh, sementara 158 dari yang dikelola PT Badak NGL di Bontang Kalimantan Timur. Sementara itu realisasi tahun lalu hanya 270 kargo.
Di satu sisi, Kementerian ESDM sedang membuat neraca gas. Dalam aturan baru itu, data stok gas tidak bisa lagi agregat, melainkan ada rincian per daerah.
Adapun, jika ada daerah yang defisit gas, bisa mengambil dari dari daerah lain. “Apa semua defisit? Kan gas tergantung infrastruktur,” ujar Arcandra.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan Shell memohonkan izin impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Apalagi, perusahaan asal Belanda itu sudah mendapatkan konsumen.
Namun Djoko belum mau merinci berapa besar volume impor yang diminta Shell. Yang jelas pemerintah belum memberikan lampu hijau atas izin impor itu.
Menurut Djoko, alasan Shell untuk impor merupakan bagian dari strategi bisnis Shell. Apalagi mereka berencana untuk membangun sebuah fasilitas gas besar untuk memproses LNG. "Kalau dia diberikan izin, dia akan bangun fasilitas di sini, untuk disalurkan di Indonesia," kata Djoko,di Jakarta, Selasa (17/7).
(Baca: Shell Ajukan Izin Impor LNG)
Gas itu nantinya akan didistribusikan kepada pembelinya melalui kapal-kapal berbentuk mini LNG. Namun Djoko belum mengetahui apakah fasilitas gas tersebut akan dibangun di darat atau terapung.