Jumlah Direksi Makin "Gemuk", Pertamina Dinilai Tak Efisien
Sejak Dwi Soetjipto dicopot Februari 2017 lalu, Pertamina dipimpin oleh Elia Massa Manik. Dalam sepak terjangnya, Elia menambah jumlah direksi baru. Ada dua direksi yang ditambah yakni Direktur Perencanaan Investasi & Manajemen Resiko Gigih prakoso dan Direktur Manajemen Aset yang dijabat Dwi Wahyu Daryoto.
Di sisi lain terjadi juga perubahan nomenklatur pada Direktur SDM, Teknologi Informasi dan Umum Pertamina menjadi Direktur SDM. Dengan demikian saat ini total direksi di Pertamina berjumlah 10 orang.
Anggota Komisi VII DPR Harry Poernomo juga mengatakan jumlah direksi Pertamina tak perlu banyak. Ada beberapa posisi yang dianggap tidak perlu, seperti Direktur Manajemen Aset, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia, serta Direktur Perencanaan Investasi & Manajemen Resiko di Pertamina.
Ketiga jabatan tersebut cukup ditangani setingkat Senior Vice President (SVP). "Harusnya tidak perlu direksi sebanyak itu, dengan teknologi IT, pekerjaan ketiganya cukup ditangani setingkat SVP," kata Harry.
Harry mengusulkan agar direktur manajemen aset dan mega proyek pengolahan dan petrokimia digabung menjadi satu direksi. Alasannya karena bisa saling berkaitan.
Namun, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno membantah struktur direksi Pertamina makin gemuk dan tidak efisien. “Operasi Pertamina juga berkembang dengan adanya Blok Mahakam,” ujar dia.
(Baca: Menteri Rini Tunjuk Nicke Jadi Direktur SDM Pertamina)
Adapun susunan direksi Pertamina saat ini adalah: