Exxon dan PTT EP Mundur, Luhut Coba Tawarkan East Natuna ke Inpex

Ameidyo Daud Nasution
Oleh Ameidyo Daud Nasution - Arnold Sirait
26 Juli 2017, 19:08
Luhut
Arief Kamaludin (Katadata)

(Baca: Menyusul Exxon, PTT EP Hengkang dari East Natuna)

General Affair Manager PTT EP di Indonesia Afiat Djajanegara mengatakan blok tersebut sulit mencapai keekonomian karena harga gas. Berdasarkan hasil kajian teknologi dan pasar (technology and market review/TMR) harga gas itu bisa di atas US$ 10 per mmbtu. Sementara di Indonesia rata-rata di level US$ 6 per mmbtu.

Sementara itu PT Pertamina (Persero) mengaku salah satu kendala mengembangkan Blok East Natuna adalah penggunaan teknologi yang membutuhkan pendanaan besar. Apalagi, di sisi lain ExxonMobil dan PTT EP telah keluar dari konsorsium pengelola blok di Laut Natuna tersebut.

Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan untuk mengembangkan Blok East Natuna perlu biaya yang tidak sedikit. Apalagi kadar karbondioksida di sana mencapai 72%. “Secara teknologi tidak ada masalah, yang menjadi masalah adalah biayanya,” kata dia kepada Katadata, Senin (24/7).

(Baca: Pertamina Hadapi Masalah Biaya untuk Garap Blok East Natuna)

Menanggapi hal itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan akan memberikan insentif kepada Pertamina. “Nanti kami lihat seperti apa insentifnya,” kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (26/7).

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...