Rumitnya Mendesain Proyek Masela yang Memicu Kemarahan Jonan

Arnold Sirait
8 Mei 2017, 10:38
Rig Minyak
Katadata

Pada titik inilah Inpex berbeda pendapat dengan pemerintah. Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata,  Inpex tidak setuju pre-FEED tahap 2 dengan memasukkan semua kombinasi pilihan lokasi dan kapasitas produksi jika rekomendasi tahap 1 tidak disetujui. Alasannya, hal tersebut memberikan ketidakpastian dan berpotensi menyebabkan pendanaan membengkak dan memakan waktu lebih lama.

Padahal, anggaran pre-FEED yang telah disetujui skema pengembangan di darat pada Rencana Kerja dan Anggaran 2017 adalah US$ 25,7 juta dengan perkiraan man-hours sejumlah 114.200. Jumlah ini hanya untuk satu konsep pengembangan dan satu konsep lokasi.

Jadi, jika mengikuti skenario yang disampaikan SKK Migas dengan memasukkan beberapa pengembangan untuk tahap dua maka biayanya bisa meningkat sekitar dua sampai tiga kali lipat. Padahal biaya ini akan dikembalikan negara melalui cost recovery. Alhasil, Inpex khawatir dituduh beroperasi tidak efisien dan mengurangi pendapatan negara.

Selain kepada SKK Migas, Inpex juga memberikan tanggapannya kepada Menteri ESDM dengan penekanannya pada tiga poin, yaitu percepatan proyek, penggantian waktu dan hal lain seperti perpanjangan kontrak.

Dalam percepatan proyek, Inpex berharap Menteri ESDM memberikan instruksi untuk penunjukan langsung terhadap pengadaan teknologi. Perihal penggantian waktu akibat skema berubah dari kilang terapung menjadi di darat, Inpex membutuhkan kepastian secara sah dan hukum yakni amendemen kontrak.

(Baca: Luhut Minta Kajian Desain Awal Blok Masela Selesai Tahun Ini)

Sementara mengenai perpanjangan kontrak, Inpex membutuhkan kepastian tertulis dari Menteri ESDM. Ketiga hal ini merupakan syarat yang diajukan Inpex untuk melakukan pre-FEED tahap satu.

“Kami akan siap untuk melaksanakan tahap 1 Pre-FEED setelah mendapatkan konfirmasi Bapak atas permohonan-permohonan kami pada surat ini dan mencapai kesepakatan dengan SKK Migas mengenai pre-FEED bertahap,” kata Presiden Direktur Inpex Indonesia Shunichiro Sugaya dalam suratnya bertanggal 13 April 2017 kepada Menteri ESDM.

Di sisi lain, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar pernah mengatakan, biaya untuk melakukan kajian desain awal tidaklah mahal. Penilaian ini berdasarkan pengalamannya berkecimpung bertahun-tahun di industri migas.

"Saya pernah pre-FEED di Malaysia tidak besar biayanya. Padahal lapangan migas itu offshore (lepas pantai) dan deepwater (laut dalam)," kata dia beberapa waktu lalu.

Juru bicara Inpex Usman Slamet enggan mengomentari masalah alotnya mendesain awal pengembangan Proyek Masela tersebut. "Ada beberapa hal yang masih perlu kami bicarakan dengan pemerintah," katanya kepada Katadata, Jumat (5/5).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...