Ramalan Tren Harga Minyak Dunia yang Sulit Bergerak Naik

Image title
7 September 2020, 13:18
harga minyak, prediksi harga minyak, opec+, pandemi corona, covid-19
KATADATA
Ilustrasi. Perdagangan harga minyak dunia dibuka anjlok lebih dari 1% pada awal pekan ini, Senin (7/10).

Badan Energi Internasional atau IEA memperkirakan permintaan minyak global tahun ini berada di angka 91,1 juta barel per hari. Angkanya menunjukkan penurunan 8,1 juta barel per hari dari proyeksi sebelum pandemi corona terjadi.

Kehadiran vaksin Covid-19 pada 2021 diprediksi baru dapat memulihkan keadaan ini. Tapi sekarang dunia pun sedang menghadapi gelombang kedua infeksi virus corona. Tanpa kejelasan kapan vaksin dapat mulai diproduksi massal, permintaan minyak akan tetap lesu.

Dengan semua kondisi tersebut, harga minyak diperkirakan akan tetap di bawah US$ 50 per barel hingga akhir tahun ini. Industri penerbangan, salah satu konsumen terbesar minyak, akan menjadi salah satu penentu utamanya. Jika sektor ini pulih, maka harga minyak pun akan terdorong naik.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak memperkirakan harga minyak dunia pada tahun depan berada di angka US$ 50 hingga US$ 55 per barel. “Perkiraan saya sedikit lebih konservatif daripada Goldman Sachs,” katanya, dikutip dari CNBC. Goldman Sachs sebelumnya menyebut harga tersebut di level US$ 65 per barel.

Harga minyak, menurut dia, tidak akan pulih secara cepat. Perubahan pola konsumen ke arah digital karena pandemi corona mengubah pula pasar energi. Banyak yang mengurangi perjalanan bisnis sehingga permintaan minyak menurun.

“Satu skenarionya adalah penurunan permintaan tahunan secara keseluruhan akan menjadi sekitar sembilan sampai sepuluh juta barel minyak per hari,” ucap Novak. “Saya cenderung setuju dengan angka-angka ini.”

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...