Tambang Emas yang Ancam Kehidupan Burung Endemis di Kepulauan Sangihe

Sorta Tobing
11 Juni 2021, 13:12
sangihe, tambang emas, burung endemis, helmud hontong, wakil bupati sangihe
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc.
Ilustrasi kerusakan lingkungan akibat penambangan emas.

Sembilan jenis burung endemis yang terancam antara lain: Anis-Bentet Sangihe, Udang Merah Sangihe, Kacamata Sangihe, dan Brinjji Emas Sangihe dalam kondisi kritis. Serta, Paok Merah Sangihe, Serindit Sangihe, Madu Sangihe, Celepuk Sangihe dan Raja Udang Sangihe dalam kondisi rentan.

Nasib Burung Endemis dan Lingkungan Alam Kepulauan Sangihe

Dilansir laman Burung Indonesia, Kepulauan Sangihe ditetapkan sebagai Endemic Bird Area (EBA). Di sana terdapat salah satu dari 33 Important Bird and Biodiversity Area (IBA) di Sulawesi, dan Key Biodiversity Area (KBA).

Setidaknya, ada 87 jenis burung hidup dan berkembang di Kepulauan Sangihe. Sebanyak 32 jenis di antaranya adalah burung migran. Sembilan di antaranya adalah burung endemik dengan tingkat ancaman kepunahan yang tinggi secara global.

Salah satu tempat beristirahat bagi para burung tersebut adalah Hutan Lindung Gunung Sahendaruman. Gunung Sahendaruman jadi salah satu area yang masuk dalam wilayah tambang perusahaan TMS.

Perubahan habitat dan alih fungsi lahan jadi ancaman serius bagi burung endemis Kepulauan Sangihe. Pembukaan dan pengelolaan lahan yang masif dan tidak berkelanjutan menyisakan sedikit hutan primer di Pulau Sangihe. Kini hanya tersisa 1.821 hektar atau 2,5% saja dari seluruh luas daratan Pulau Sangihe.

Hasil pemetaan partisipatif yang dilakukan oleh Burung Indonesia pada 2018, hutan alam yang tersisa hanya di puncak dan tebing Hutan Lindung Gunung Sahendaruman II.

AKTIVITAS FENOLOGI DI KAWASAN TNGL ACEH
Ilustrasi lingkungan hutan.  (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj.)

Bagaimana Nasib Warga Kepulauan Sangihe?

Sangihe merupakan kepulauan yang terdiri atas pulau-pulau kecil. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe mencatat luas wilayah Kepulauan Sangihe hanya 736,98 km persegi. Wilayah tersebut terdiri dari 15 Kecamatan, 22 Kelurahan dan 145 Kampung.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Sangihe, pada 2020 tercatat jumlah penduduk Kepulauan Sangihe adalah 139.262 jiwa.

Dilansir Mongabay, masyarakat tak pernah tahu dan tak terlibat dalam proses izin lingkungan perusahaan TMS. Apalagi sampai memberi izin selama 33 tahun, hingga 2052.

Masyarakat khawatir dengan perusahaan yang akan mengeruk emas dari tanah mereka. Ditambah lagi karena wilayahnya berada di area patahan gempa. Rencana TMS juga dinilai mengancam gunung yang menyimpan lebih dari 70 sumber air bersih.

Realita ini mendorong Koalisi Save Sangihe Island protes ke pemerintah daerah maupun pusat. Mereka sempat datang ke Kantor Staf Presiden menemui Menteri ESDM.

Guna menyampaikan protes atas kehadiran tambang emas di Pulau Sangihe. Dua bulan yang lalu, koalisi ini juga mengusung petisi penolakan tambang emas melalui platform Change.org. “Pulau Sangihe Indah, Kami Tolak Tambang!” Begitu judul petisi tersebut. Hingga 10 Juni 2021, petisi ini sudah ditanda tangani oleh lebih dari 43 ribu dari target 50 ribu orang.

Penyumbang bahan: Alfida Febrianna (magang)

 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...