Serapan Gas Domestik Loyo, Potensi Ekspor di 2035 Terbuka Lebar?

Image title
2 September 2021, 13:55
ekspor gas
ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Pekerja melakukan patroli di sekitar kapal tanker saat pengisian LPG di Jetty Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Senin (13/1/2020).

Menurut dia pengembangan pasar sangat penting bagi investor gas untuk menentukan tujuan investasi. Karena jika pasar terganggu maka kegiatan eksplorasi juga akan tersendat.

"Jadi stakeholder harus terus menerus melihat apakah mungkin ada regulasi yang perlu diubah yang dapat mengakselerasi pengembangan-pengembangan kedepannya," katanya.

Berdasarkan data DEN, volume ekspor gas dalam satu dekade terakhir terus menurun. Hal ini seiring dengan kebijakan pemerintah yang memprioritaskan pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik.

Pada 2010, misalnya, ekspor sebesar 4.336,0 miliar British thermal unit per hari (bbtud), turun menjadi 4.078 bbtud pada 2011. Kemudian 3.631 bbtud pada 2021, hingga menjadi 2.108,2 bbtud pada 2020, dengan alokasi untuk kebutuhan domestik mencapai 63,02%.

Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah sengaja menurunkan volume gas yang dialokasikan untuk ekspor. Kebijakan ini diambil supaya pemerintah dapat memenuhi kebutuhan gas di dalam negeri terlebih dahulu.

"Sehingga ada multiplier effect (efek pengganda) dan penciptaan nilai tambah dalam negeri serta menyerap tenaga kerja. Serapan gas bumi memang mengalami penurunan sejak terjadinya pandemi Covid-19," ujarnya.

Di samping itu, penerimaan negara dari sektor migas juga hanya berkontribusi 5%. Untuk itu, menurut Djoko telah terjadi perubahan paradigma bahwa sektor migas diutamakan untuk pembangunan ekonomi.

"Pada 2036 kita sudah akan hentikan ekspor gas. Kita manfaatkan dalam negeri, tahun 2036 transisi energi akan gunakan gas bumi," ujarnya. Simak perkembangan pasokan gas untuk kebutuhan domestik dan ekspor pada databoks berikut:

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...