Kereta Listrik di Tambang Freeport Tekan Emisi Karbon 80.000 Ton/Tahun

PT Freeport Indonesia (PTFI) terus berkomitmen untuk menerapkan kegiatan operasi tambang berkelanjutan. Salah satunya dengan pengelolaan tambang bawah tanah dengan menggunakan kereta listrik.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan, selain untuk mempermudah pengangkutan material tambang, penggunaan kereta listrik juga berdampak pada pengurangan emisi karbon dioksida (CO2) hingga 80.000 ton per tahun.
"Ini salah satu langkah kami untuk melakukan elektrifikasi dari kendaraan-kendaraan berat kami termasuk kereta bawah tanah," kata dia Selasa (02/11).
PTFI sendiri juga mempunyai target pengurangan emisi karbon sebesar 30% pada 2030. Oleh sebab itu, efisiensi energi dalam proses penambangan bawah tanah terus dilakukan.
Apalagi salah satu tambang bawah tanah yang dimiliki perusahaan yakni Grasberg Block Cave (GBC) direncanakan akan menjadi tambang bawah tanah terbesar di dunia. Kereta listrik ini sendiri nantinya dilengkapi dengan sistem autonomous atau kendali jarak jauh tanpa pengemudi.
"Kereta bawah tanah ini dapat mengangkut bijih 300 metrik ton sekali angkut dan itu menggantikan diesel karena gunakan tenaga listrik dan dikendalikan jarak jauh," katanya.
Guna menekan jumlah emisi karbon di wilayah operasinya. PTFI juga memanfaatkan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, seperti biodiesel, hingga 30% (B30) dalam operasional tambangnya. Simak databoks berikut:
Tony mengatakan PTFI telah menggunakan B30 sebagai bahan bakar untuk kendaraan berat di wilayah operasi. Adapun sejak 2020 hingga 2024 perusahaan akan menggenjot penggunaan B30 dari sekitar 7 juta liter per tahun menjadi lebih dari 100 juta liter per tahun.
"Ini kan sebagian renewable energy. Kami sudah menggunakan biofuel untuk peralatan berat kita di dataran rendah," ujarnya beberapa waktu lalu.
Freeport Indonesia juga membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) yang memakai dual fuel yaitu bahan bakar nabati (biofuel) dan gas. Sehingga hal ini akan sangat membantu dalam mengurangi emisi karbon dari bahan bakar fosil.
Freeport juga melakukan program reklamasi. Dalam 10 tahun terakhir PTFI telah melakukan penanaman pohon kembali dengan luasan lebih dari 2.800 hektare. Sementara hingga semester I 2021 ini pihaknya telah melakukan program penanaman pohon dengan luasan 400 hektare dari target tahun ini sebesar 2.000 hektare.