Harga Minyak Naik 3% di Atas US$ 90 per Barel Jelang Pertemuan OPEC

Syahrizal Sidik
5 Oktober 2022, 07:11
Harga Minyak Naik 3% di Atas US$ 90 per Barel Jelang Pertemuan OPEC
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Ilustrasi. Harga minyak dunia kembali naik di atas US$ 90 barel seiring rencana OPEC memangkas produksi.

 

Harga minyak mentah acuan global pada Rabu ini kembali melanjutkan reli menjelang pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak beserta sekutunya (OPEC+) yang dikabarkan akan memangkas produksi dalam jumlah besar.

Harga Brent terpantau bergerak naik 3,31% ke level US$ 91,80 per barel pada Rabu pagi (5/10). Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), sedikit terkoreksi 0,06% ke posisi US$ 86,47 per barel.

Dalam pertemuan yang akan digelar hari ini, OPEC+ kemungkinan akan mempertimbangkan untuk memangkas produksi minyak global lebih besar dari yang dilaporkan sebelumnya hingga 2 juta barel per hari, menurut keterangan seorang delegasi kepada media.

OPEC juga sedang menilai keadaan pasar dan keadaan harga minyak saat ini yang mulai turun, terutama pada Juni lalu mendekati level yang mungkin tidak dapat diterima oleh beberapa anggota OPEC+.

"Di tengah meningkatnya kekhawatiran akan resesi global yang parah dan dampaknya terhadap permintaan minyak, kelompok OPEC+ merasa bahwa sebagian besar pasar mengabaikan fundamental pasar," tulis laporan Oilprice.com, dikutip Rabu (5/10).

Berdasarkan laporan Reuters, pemangkasan produksi minyak hingga 1 juta barel per hari akan berimbas pada harga minyak global, meskipun OPEC+ telah melampaui targetnya lebih dari 2 juta barel per hari setidaknya sejak Juni.

Sebabnya, harga minyak telah meningkat tajam sejak tahun lalu karena permintaan minyak pulih lebih cepat dari yang diperkirakan setelah penguncian wilayah pandemi di sejumlah negara, ini menyebabkan harga minyak sempat kehilangan sekitar seperempat nilainya selama kuartal ketiga.

"Alasan utamanya adalah prospek ekonomi dunia yang semakin suram karena inflasi terus menekan ekonomi dan bank sentral menjadi agresif untuk mengendalikannya, mempertaruhkan resesi," tulis laporan itu.

Selain harga minyak saat ini, faktor lain dalam menentukan rencana produksi OPEC+ untuk bulan November adalah kapasitas cadangan grup yang tersedia. Bila tidak memiliki cadangan yang cukup, akan sulit bagi OPEC untuk mengontrol pasar di masa mendatang.

Pemangkasan produksi sebesar itu akan terjadi tak lama setelah Amerika Serikat mengakhiri pelepasan 1 juta barel per hari minyak mentah dari cadangan daruratnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...