Ekonomi Global Melambat, Harga Minyak Mentah RI Turun Jadi US$ 71,61 per Barel

Mela Syaharani
17 Januari 2025, 10:37
ekonomi
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Pekerja berjalan di kapal tongkang akomodasi (Barge 222) Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) di Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (14/6/2022). Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memprediksi Indonesian Crude Price (ICP) masih akan mengalami kenaikan sepanjang tahun ini bahkan bisa mencapai 50 persen dari level 2021, dimana harga minyak dunia saat ini sudah mencapai sekitar 120 dolar Amerika per barel yang disebabkan konflik di Rusia dan Ukraina.

Ringkasan

  • Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat 214 kasus ISPA akibat Human Metapneumovirus (HMPV) pada 2023 hingga Januari 2025, dengan rincian 13 kasus pada 2023, 121 kasus pada 2024, dan 79 kasus pada 2025.
  • Untuk mencegah penyebaran HMPV, pemerintah Jakarta mengimbau masyarakat menjaga kesehatan, mengenakan masker, dan menjaga kebersihan, serta melakukan edukasi kesehatan berbasis komunitas.
  • Dinas Kesehatan DKI Jakarta bekerja sama dengan rumah sakit dan laboratorium untuk memantau kondisi kesehatan masyarakat dan memberikan edukasi tentang gejala HMPV dan langkah penanganan awal.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada Desember 2024 sebesar US$ 71,61 per barel. Angka ini turun sebesar US$ 0,21 dibandingkan dengan harga November 2024 yang mencapai US$ 71,83 per barel.

Penetapan harga ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 9.K/MG.01/MEM.M/2025 tentang Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan Desember 2024 yang diterbitkan pada 9 Januari 2025.

Plt. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Chrisnawan Anditya, menjelaskan bahwa penurunan harga ICP disebabkan oleh tren penurunan harga minyak dunia akibat perlambatan perekonomian global, terutama Cina.

“Hal ini menyebabkan perlambatan pertumbuhan permintaan minyak mentah Cina, bahkan beberapa paket stimulus yang diumumkan pemerintah di Beijing tidak mampu meningkatkan permintaan minyak,” ujar Chrisnawan dalam keterangan resmi, Jumat (17/1).

OPEC Revisi Permintaan Minyak Dunia pada 2025

Selain itu, faktor lain yang turut memengaruhi adalah keputusan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang merevisi turun perkiraan permintaan minyak dunia pada 2024 dan 2025.

OPEC mencatat permintaan minyak pada 2024 turun sebesar 210 ribu barel per hari (bph) menjadi 103,82 juta bph, sementara pada 2025 turun 300 ribu bph menjadi 105,57 juta bph.

Chrisnawan menambahkan bahwa penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap mata uang utama dunia juga menjadi salah satu faktor yang menekan harga minyak mentah Indonesia. Penguatan ini bahkan mencapai rekor tertinggi dalam dua tahun terakhir.

Berdasarkan laporan mingguan International Energy Agency (IEA), stok gasoline Amerika Serikat meningkat sebesar 9,1 juta barel menjadi 223,7 juta barel pada akhir Desember 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.

Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak juga dipengaruhi oleh turunnya Caixin China General Services PMI (Purchasing Manager Index) menjadi 51,5 pada November 2024 secara bulanan (mtm).

Selain itu, tingkat pemrosesan minyak mentah atau crude run rate Taiwan pada akhir Desember 2024 juga turun menjadi 73,9% atau 795 ribu bph dari total kapasitas 1,1 juta bph, dibandingkan 72,9% pada akhir November 2024.

“Penurunan harga minyak mentah Indonesia juga turut dipengaruhi oleh berbagai dinamika global dan regional yang menekan permintaan serta mendorong fluktuasi harga,” kata Chrisnawan.

Harga Minyak Mentah Utama pada Desember 2024 Dibandingkan November 2024: 

  • Dated Brent turun sebesar US$ 0,53/bbl dari US$ 74,47/bbl menjadi US$ 73,94/bbl.
  • WTI (Nymex) naik sebesar US$ 0,15/bbl dari US$69,54/bbl menjadi US$ 69,70/bbl.
  • Brent (ICE) turun sebesar US$ 0,27/bbl dari US$73,40/bbl menjadi US$ 73,13/bbl.
  • Basket OPEC naik sebesar US$ 0,02/bbl dari US$72,98/bbl menjadi US$ 73,00/bbl.
  • Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar US$ 0,21/bbl dari US$ 71,83/bbl menjadi US$ 71,61/bbl.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...