BLU Batu Bara akan Terus Berjalan Meski DMO Telah Tercapai

Muhamad Fajar Riyandanu
12 Oktober 2022, 18:46
dmo batu bara, blu batu bara, harga batu bara, batu bara
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta, Rabu (12/1/2022).

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyebut pembentukan badan layanan umum (BLU) batu bara adalah kaharusan yang mendesak meskipun capaian DMO saat ini telah mencapai target 25% dari total produksi.

Melansir data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, perolehan DMO batu bara tahun ini hingga September telah mencapai 128,76 juta ton atau 25% dari produksi sebesar 505,04 juta ton.

Asisten Deputi Bidang Pertambangan Kemenko Marves, Tubagus Nugraha, mengatakan ketetapan pemerintah yang mematok angka DMO sebesar 25% dari total produksi tahunan perusahaan tambang terus berlaku meski BLU batu bara bakal berjalan efektif mulai Januari 2023.

"Mekanisme DMO 25% itu tetap ada untuk melenyapkan disparitas antara harga jual ke PLN dan harga jual ekspor," kata Tubagus saat ditemui di Hotel Grand Kemang Jakarta pada Rabu (12/10).

Dia menegaskan bahwa skema BLU batu bara sangat diperlukan untuk menjamin ketersediaan pasokan untuk kebutuhan dalam negeri melalui penghimpunan dan penyaluran dana kompensasi. Melalui skema ini, PLN hanya wajib membayar batu bara senilai harga jual DMO, yakni US$ 70 per ton.

Saat ini harga batu bara di pasar ICE Newcastle berada di level US$ 387 per ton. Selisih antara harga pasar dengan harga wajib PLN akan ditutup langsung oleh BLU yang berasal dari iuran ekspor para penambang. Saat ini pemerintah telah mematok angka DMO sebesar 25% dari total produksi tahunan perusahaan tambang.

Kebutuhan batu bara tahun ini untuk pembangkit listrik PLN dan pembangkit swasta atau Independent Power Producer (IPP) didominasi oleh batu bara 3.800-4.400 kalori 69,96 juta ton atau 61%, dan batu bara 4.400-5.200 kalori 33,83 juta ton 30%. Sisanya batu bara di bawah 3.800 kalori dan di atas 5.200 kalori.

Adanya BLU batu bara diharap dapat mencegah terulangnya krisis pasokan batu bara pada awal 2022 karena menurunnya suplai dari produsen. "BLU batu bara ini menjadi solusi jangka panjang pemerintah," ujarnya.

Tubagus menjelaskan, proyeksi kebutuhan batu bara domestik, khususnya untuk sektor ketenagalistrikan memiliki tren meningkat seiring dengan pertumbuhan permintaan energi listrik dari tahun 2021 hingga 2030.

Pada tahun ini, kebutuhan batu bara sektor ketenagalistrikan di Jawa Bali berada di 84, 5 juta ton. Angka ini akan bertambah jadi 87,2 juta ton pada 2023 dan melonjak hingga 104,1 juta ton pada 2030.

Kondisi serupa juga terjadi di Sumatera. Pada tahun ini kebutuhan batu bara untuk listrik berada di level 13,1 juta ton dan terus meningkat jadi 16,3 juta ton pada 2023. Bahkan, proyeksi akan terus melonjak hingga 29,7 juta ton pada 2030.

Keberadaan BLU batu bara juga dianggap penting untuk mengantisipasi kecurangan yang dilakukan oleh sejumlah pelaku usaha batu bara yang mangkir dari kewajiban DMO 25%. Pada tahun 2021, kata Tubagus, ada empat pemasok yang sudah berkomitmen dengan PLN namun tidak melakukan realisasi pengiriman sebesar 2,2 juta ton.

Selain itu, ada 13 pemasok yang tidak memenuhi DMO kelistrikan sesuai volume alokasi atau rencana 20,18 juta ton, realisasi hanya 9,55 juta ton. Simak databoks berikut:

Kemenko Marves juga mendapati laporan dari PLN soal adanya 280 perusahaan yang mengaku sudah merealisasikan DMO dan melakukan ekspor. Namun menurut data PLN, ratusan perusahaan tersebut belum ada yang menyetorkan pasokan batu bara.

Laporan lain juga menunjukan praktik 18 pemasok yang memanipulasi realisasi volume DMO yang diterima PLN lebih kecil dibanding yang dilaporkan kepada Kementerian ESDM. Ada total selisih volume 12,72 juta ton.

"Ada juga 51 perusahaan menurut data ESDM sudah memasok DMO kelistrikan umum, tapi menurut data PLN belum ada pasokan dari perusahaan tersebut. Jumlahnya 16,44 juta ton," ujar Tubagus.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...