Harga Minyak Sepekan Turun Tajam Hingga 8,6%, Apa Saja Sentimennya?

Happy Fajrian
15 Oktober 2022, 15:26
harga minyak, resesi
Pertamina Hulu Energi
Pengeboran minyak lepas pantai.

“Peningkatan sentimen konsumen dipandang sebagai negatif karena artinya The Fed perlu menekan gairah konsumsi untuk lebih memperlambat ekonomi, dan itu menyebabkan penguatan dolar dan tekanan ke bawah pada pasar minyak,” kata analis di Price Futures Group Phil Flynn, dikutip dari Reuters, Sabtu (15/10).

Indeks dolar AS naik sekitar 0,8%. Dolar yang lebih kuat mengurangi permintaan minyak dengan membuat bahan bakar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

Sementara kondisi pasokan AS menunjukkan bahwa perusahaan energi minggu ini menambahkan delapan rig minyak sehingga totalnya menjadi 610, tertinggi sejak Maret 2020 yang artinya akan ada peningkatan pasokan yang akan menekan harga.

Cina, importir minyak mentah terbesar di dunia, terus berupaya mengatasi Covid-19 pasca liburan selama seminggu. Penghitungan infeksi negara itu kecil menurut standar global, tetapi kebijakan nol-Covid sangat membebani kegiatan ekonomi dan dengan demikian permintaan minyak.

Badan Energi Internasional (IEA) pada hari Kamis memangkas perkiraan permintaan minyaknya untuk tahun ini dan tahun depan, memperingatkan potensi resesi global.

Pasar masih mencerna keputusan minggu lalu dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama dikenal sebagai OPEC+, ketika mereka mengumumkan pemotongan 2 juta barel per hari (bph) untuk target produksi minyak.

“Kurangnya produksi di antara kelompok berarti ini mungkin akan diterjemahkan menjadi pemotongan 1 juta barel per hari,” perkiraan IEA. Arab Saudi dan Amerika Serikat telah bentrok atas keputusan tersebut.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...