Progress Smelter Freeport 51%, Akan Masuk Ekosistem Mobil Listrik
"Tentu saja menjadi bagian penting electric vehicle Indonesia dan akan menjadi bagian penting renewable energy yang banyak dibangun di sejumlah negara, karena 65 persen tembaga dunia dipakai untuk menghantarkan listrik," katanya.
Dari segi SDM, Freeport sudah memulai rekrutmen dan pembinaan, sehingga smelter Freeport akan dioperasikan sendiri. Pembangunan ini telah menyerap biaya 1,63 miliar dolar AS atau sekitar Rp25 triliun.
Tony memastikan smelter ini dibangun dengan desain single line atau satu jalur dan menjadi yang terbesar di dunia. Dia berharap total 600.000 ton logam tembaga dapat dikonsumsi oleh industri hilir dalam negeri.
"Industri yang lebih hilir tumbuh lebih baik untuk mendukung ekosistem EV maupun kebutuhan lain dalam negeri. Ini memancing industri hilir tumbuh apabila disertai kebijakan dan promosi yang tepat," tuturnya.
Pemerintah menargetkan pembangunan smelter di subsektor mineral dan batu bara mencapai 53 unit hingga 2024. Nilai investasi untuk pembangunan smelter tersebut diperkirakan mencapai US$ 21,60 miliar atau setara Rp 308.7 triliun (kurs Rp 14.295/US$).
Pembangunan smelter tersebut bakal dilakukan bertahap. Pada 2020, jumlah smelter yang telah dibangun mencapai 19 unit. Jumlah ini terdiri dari 13 smelter nikel, 2 smelter tembaga, 2 smelter bauksit, 1 smelter besi, dan 1 smelter mangan.
Pemerintah memproyeksikan ada tambahan empat smelter baru yang beroperasi pada tahun ini, sehingga jumlahnya menjadi 23 unit. Setahun kemudian, smelter yang ditargetkan beroperasi sebanyak 28 unit. Jumlah smelter pun ditargetkan menjadi 53 unit pada 2023 dan 2024.