ENI Resmi Jadi Operator Proyek Laut Dalam IDD Gantikan Chevron

Muhamad Fajar Riyandanu
25 Juli 2023, 17:13
Logo Chevron
Arief Kamaludin|KATADATA
Logo Chevron

Perusahaan migas asal Italia, ENI, akan menjadi operator baru proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) menggantikan posisi Chevron. ENI akan menjadi operator proyek dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 82%.

Penandatanganan perjanjian jual beli saham alias sales purchase agreement (SPA) disepakati oleh Chevron Makassar Limited, Chevron Ganal Limited dan Chevron Rapak Limited dengan ENI Lasmo.

Penandatanganan alih kelola proyek IDD bakal digelar di Milan, Italia dan disaksikan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji, dan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto secara virtual.

"Selamat kepada Chevron dan ENI, atas penandatanganan pengalihan kepemilikan IDD. Saya berharap acara ini bisa menjadi momentum yang baik untuk meningkatkan bisnis migas di Indonesia," kata Arifin di Jakarta, Selasa (25/7).

Proyek IDD adalah proyek terintegrasi dari beberapa lapangan dan wilayah kerja di laut dalam Kutai Basin, dengan kedalaman mencapai 1.000-2.000 meter di bawah permukaan laut.

Arifin berharap ENI dapat melanjutkan proyek tersebut ke tahap kedua. ENI memiliki hak partisipasi di dua belas Production Sharing Contractors, sembilan di antaranya ENI bertindak sebagai operator di perairan dalam dengan program eksplorasi dan pengembangan yang aktif. "Saya berharap ENI dapat memperluas investasi kegiatan migas di Indonesia, khususnya di wilayah timur," ujar Arifin.

Proyek IDD merupakan proyek strategis nasional (PSN) dengan potensi produksi mencapai 844 juta kaki standar kaki kubik per hari (MMscfd) untuk gas alam dan 27.000 barel per hari (bopd) untuk minyak bumi.

Langkah ENI dalam upaya ambil alih blok migas ini cukup strategis karena telah memiliki fasilitas produksi tak jauh dari IDD, yaitu Blok Muara Bakau dan Lapangan Merakes, Blok East Sepinggan, Kalimantan Timur. Lokasi tersebut paralel dengan lokasi IDD di Cekungan Kutai, provinsi yang sama.

Adapun Chevron melepas IDD karena menganggap proyek IDD tahap II yang terdiri dari Blok Ganal dan Blok Rapak tidak masuk keekonomian perusahaan. Proyek tersebut juga tak dapat bersaing dengan portofolio Chevron secara global. Perusahaan asal Amerika Serikat itu disebut-sebut bakal melego hak partisipasinya seharga US$ 5 miliar atau sekitar Rp 73 triliun.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...