Kaya Potensi Industri Baterai, Menteri ESDM: RI akan Jadi Pemain Utama
Kedua pengintegrasian industri pengguna bahan olahan mineral dan pengembangan industri lanjutan. Ketiga, aplikatif dari hasil pengolahan atau pemurnian mineral.
Berdasarkan paparannya, terdapat salah satu bahan komponen baterai yakni nikel masuk dalam daftar rencana hilirisasi serta komoditas utama yang menjadi prioritas untuk dikembangkan. Saat ini nikel memiliki sumber daya mencapai 17,3 miliar ton serta cadangan 5 miliar ton.
Jika dilihat berdasarkan produksi, selama 2022 industri nikel mampu menghasilkan beberapa olahan. Mulai dari produksi feronikel sebesar 516,7 ribu ton, nickel matte 6 ribu ton, dan bijih nikel sebesar 106,3 juta ton.
Selain nikel, bauksit dan tembaga juga masuk dalam daftar rencana hilirisasi. Bauksit memiliki sumber daya 6,21 miliar ton dengan cadangannya mencapai 3,1 miliar ton.
Menteri ESDM mengatakan akan dilakukan pengembangan produk Smelter Grade Alumina ke industri aluminum seperti aluminium sheet, aluminium bar, align aluminium sheet untuk pabrik mobil dan konstruksi.
Lalu ada tembaga yang memiliki sumber daya mencapai 15,8 miliar ton serta cadangan 3 miliar ton yang akan diolah menjadi beberapa produk turunan seperti copper tube untuk pipa AC dan kulkas, copper tip untuk ujung kabel, copper busbar untuk panel kontrol listrik, copper sheet untuk mendukung industri baterai, wire dan kabel, hingga pengembangan energi baru terbarukan dan kendaraan listrik.