Aspebindo Prediksi Harga Batu Bara Naik 10-20% Tahun Depan
Mengenai 2024, Angga menyebut dalam industri dalam negeri yang menjadi tantangan adal harga komoditas itu sendiri. “Dinamika itu yang memang terus menerus harus dicarikan solusinya, karena ada disparitas antara harga dalam negeri dan harga di luar. Itu yang mungkin perlu ada satu rumusan ada win win solution,” ujarnya.
Pencarian solusi bersama ini menitik beratkan pada keadaan dimana biaya yang dikeluarkan para penambang mineral semakin mahal.
Apalagi semakin lama eksplorasi dilakukan maka beban biaya yang dikeluarkan akan semakin besar. “Perlu ada rumusan utk bisa mengakomodir biaya produksi yang dilakukan para penambang,” jelas dia.
Tidak hanya batu bara, Angga juga menyebut soal proyek mineral lainnya. “Kalau dalam konteks mineral lain pasti pertumbuhannya cukup tinggi apalagi kalau beberapa smelter sudah beroperasi atau berjalan pasti penyerapannya di dalam negeri trennya cukup naik,” ucap dia.
Selain proyeksi 2024, Angga turut menjelaskan alasan tren harga komoditas yang menurun pada akhir 2023 ini. Dia menyebut hal ini salah satunya disebabkan oleh ada persentase ekspor yang menurun akibat musim dingin yang tidak terlalu dingin atau mild weather.
Meski ekspor menurun, Angga menyebut kinerja pemakaian domestik justru mengalami kenaikan. “Ini sangat dinamis karena menyangkut berbagai situasi geopolitik. Tapi kalau pun ada kenaikan tidak akan terlalu tinggi kalau saya lihat,” kata dia.