Minerba Kini Jadi Sektor Andalan ESDM Sumbang Pendapatan Negara
Sektor minyak dan gas (migas) kini tak lagi menjadi andalan Kementerian ESDM dalam menyumbang pendapatan negara, melainkan sektor mineral dan batu bara (minerba).
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan telah terjadi pergeseran sektor yang menyumbang pendapatan paling besar di Kementerian ESDM.
“Kalau tadinya minyak dan gas yang jadi sektor andalan sekarang mineral dan batu bara yang menjadi andalan,” kata Arifin dalam acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 yang dipantau secara daring pada Jumat (22/12).
Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian ESDM per 27 November lalu, Penerimaan Negara Bukan Pajak subsektor mineral dan batu bara mencapai Rp 152,16 triliun. Angka ini melampaui 178% dari target yang dicanangkan dalam APBN sebesar Rp 85 triliun.
Meski menjadi andalan, namun Arifin menyebut nilai yang diperoleh dari sektor ini belum optimal. “Perlu dilakukan hilirisasi sampai menghasilkan produk jadi,” ujarnya.
Arifin mencontohkan hilirisasi ini bisa diterapkan pada nikel hingga akhirnya menjadi baterai, ataupun tembaga yang bisa mendukung kebutuhan transmisi untuk pengaliran listrik.
Tidak lupa dia juga menyebut soal aluminium yang perlu ditumbuhkan industri hilirnya. Dia ingin hilirisasi dapat terlaksana dengan maksimal, terlebih dengan keunggulan demografi Indonesia yang menurutnya sangat potensial. “Kita harus mendorong program nilai tambah untuk bisa membuat lapangan kerja bagi generasi muda kita,” jelasnya.
Selain lapangan kerja, dia menyebut bahwa perlu juga untuk menciptakan pasar serta membangun permintaan atau demand. Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan bahwa untuk mendorong peningkatan investasi butuh aturan yang lebih spesifik.
“Perlu penajaman kebijakan mikro dan sektoral agar menghasilkan paket kebijakan yang pro-investment dan pro-growth di setiap sektor,” kata pria yang akrab disapa Tiko.
Tiko juga turut membahas investasi pada sektor minerba, dia menyebut perlunya keleluasaan agar investor tidak hanya menggarap sisi midstream, namun juga bisa ambil bagian pada downstream minerba. “Misalnya Freeport bikin smelter, dan juga untuk katoda tembaga harusnya turun sampai adanya heavy industry di Gresik,” kata dia.