Cadangan Batu Bara ITMG Naik 33%, Totalnya Capai 375 Juta Ton
PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) melaporkan terdapat peningkatan cadangan batu bara sebanyak 33% berdasarkan data audit dari lima aset tambang yang dimiliki.
“Ada peningkatan yang cukup signifikan, cadangan batu bara ITMG meningkat sebesar 93 juta ton,” kata Direktur Utama ITMG Mulianto dalam Pubex 2024 yang dipantau secara daring pada Rabu (28/8).
Melalui peningkatan ini, IMTG mencatat total cadangan mereka hingga 31 Desember 2023 mencapai 375 juta ton. Sementara itu, untuk total sumber daya batu bara ITMG meningkat 817 juta ton menjadi 2.130 juta ton.
“Peningkatan ini menggarisbawahi keberlanjutan operasional ITMG di masa mendatang,” ujarnya.
Untuk diketahui, pada semester I 2024 ITMG memproduksi batu bara sebesar 9,3 juta ton, atau naik 14% dibandingkan periode yang sama pada 2023 sebesar 8,2 juta ton.
Sementara itu, volume penjualan tercatat sebesar 10,8 juta ton, meningkat 9% dibanding kurun waktu yang sama pada periode tahun sebelumnya.
Selain itu, ITMG mengatakan terdapat dua anak usaha mereka yakni PT Graha Panca Karsa (GPK), dan PT Tepian Indah Sukses (TIS) yang telah mulai beroperasi.
“GPK dan TIS diharapkan mampu memberikan kontribusi produksi ITM hingga 1,4 juta ton batubara di sepanjang tahun 2024,” ucapnya.
Berikut data cadangan dan sumber daya yang dimiliki ITMG:
- Graha Panca Karsa
Cadangan: 64 juta ton
Sumber daya: 129 juta ton
- Nusa Persada Resources
Cadangan: 77 juta ton
Sumber daya: 143 juta ton
- Jorong Barutama Greston
Cadangan: 2 juta ton
Sumber daya: 67 juta ton
- Bharinto Ekatama
Cadangan:107 juta ton
Sumber daya: 483 juta ton
- Tepian Indah Sukses
Cadangan: 3 juta ton
Sumber daya: 11 juta ton
- Trubaindo Coal Mining
Cadangan: 78 juta ton
Sumber daya: 602 juta ton
- Indominco Mandiri
Cadangan: 42 juta ton
Sumber daya: 695 juta ton
Harga Batu Bara
ITMG memperkirakan harga batu bara pada 2025 masih cukup stabil di kisaran US$ 125-150 per ton. “US$ 125 kami melihat di sisi downside-nya, sedangkan US$ 150 kami melihat dari sisi upside-nya,” kata Direktur ITMG Yulius Kurniawan Gozali.
Yulius menyebut ITMG melihat bahwa ekonomi pada 2025 masih akan bertumbuh, bahkan ke arah yang lebih baik dari kondisi saat ini. Terutama bagi ekonomi dari negara-negara pengimpor batu bara seperti Cina dan India yang ekonominya tumbuh cukup pesat saat ini.
“Dari sisi supply kami melihat juga cukup stabil dari Indonesia, walaupun dari 2023 ke 2024 kenaikan supply dari volume produksi yang cukup tinggi, namun angka 2025 kami perkirakan tidak akan naik cukup drastis,” ujarnya.
Sehingga berdasarkan analogi seperti itu, Yulius menyebut ITMG memperkirakan harga batu bara masih akan stabil. Namun hal ini dapat berubah jika ada situasi yang insidental.
“Misalnya keadaan geopolitik memanas, yang dapat membuat supply batu bara menurun cukup drastis,” ucapnya.