Daya Beli Melemah, Pertumbuhan Industri Makanan Terkoreksi

Rizky Alika
12 November 2019, 10:18
Ilustrasi gerai retail. Industri makanan minuman memperkirakan pertumbuhan industrinya tahun ini tak akan mencapai target karena daya beli dan konsumsi masyarakat yang lemah.
ANTARA FOTO/R. Rekotomo
Ilustrasi gerai retail. Industri makanan minuman memperkirakan pertumbuhan industrinya tahun ini tak akan mencapai target karena daya beli dan konsumsi masyarakat yang lemah.

Tahun depan, Adhi memperkirakan pertumbuhan industri makanan dan minuman mulai meningkat. Namun, pertumbuhannya  kemungkinan belum bisa mencapai double digit. 

"Paling tidak 8-9% masih bisa tercapai. Tentu terus berupaya dengan melakukan inovasi, pameran, dan peningkatan ekspor," ujar dia.

(Baca: Pengusaha Makanan Minuman Khawatir Cukai Plastik Memukul Daya Beli)

Senada dengan Gapmmi, Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim juga memperkirakan pertumbuhan industri makanan dan minuman tahun ini dapat di atas 8%.

"Tapi agak berat kalau di angka 9%, Perkiraanya 8,1-8,2%," ujar Abdul.

Namun, pertumbuhan industri makanan dan minuman sampai akhir tahun, akan dipengaruhi oleh kondisi semester I. Sebab, sebagian besar investor menunggu (wait and see) keinginan untuk berinvestasi hingga pemilu selesai.

Abdul melihat pertumbuhan industri makanan minuman mulai menunjukkan perbaikan. Peningkatan tersebut diperkirakan berasal dari investasi asing langsung yang meningkat. Di sisi lain, hari raya Natal dan tahun baru diperkirakan dapat mendorong pertumbuhan industri makanan dan minuman.

Meski begitu, perbaikan tersebut tidak cukup untuk menutupi pertumbuhan di triwulan sebelumnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuan industri makanan dan minuman pada triwulan I 2019 mencapai 6,77%, triwulan II 7,99%, dan triwulan III 8,33%. Secara tahun kalender (year to date), pertumbuhan industri makanan dan minuman sebesar 7,72%.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...