Tak Ada "Bulan Madu", Apindo Minta Menteri Baru Segera Buat Kebijakan

Image title
Oleh Ekarina
22 Oktober 2019, 08:54
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Mufidah Jusuf Kalla berfoto bersama sejumlah menteri sebelum acara silaturahmi kabinet kerja di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (18/10/19).
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Mufidah Jusuf Kalla berfoto bersama sejumlah menteri sebelum acara silaturahmi kabinet kerja di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (18/10/19).

Ketiga, pembangunan infrastruktur diharapkan benar-benar menjangkau daerah yang memerlukan sehingga berdampak pada perekonomian daerah tersebut.

(Baca: Jadi Calon Menteri, Airlangga Ketemu Jokowi Bahas Tantangan Ekonomi)

Keempat, memperbaiki kebijakan sektor riil seperti pelonggaran perizinan, memberikan kepastian hukum serta menekan korupsi.

Sejumlah nama tokoh sebelumnya disebut bakal mengisi pos menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Adapun beberapa tokoh baik dari kalangan politisi maupun profesional yang sudah dipanggil Jokowi ke istana di antaranya yaitu Eric Thohir, Airlangga Hartarto, Wishnutama hingga Nadiem Makarim.

Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto mengatakan dalam pertemuannya dengan Jokowi kemarin, dirinya bersama presiden telah membahas beberapa tantangan ekonomi di masa mendatang, seperti terkait masalah defisit neraca perdagangan Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan pada September 2019 defisit sebesar US$ 160 juta. Angka ini memburuk dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan surplus US$ 85 juta.

“Bapak Presiden minta dicarikan produk-produk yang ke depannya bisa untuk menyelesaikan persoalan neraca perdagangan atau defisit,” kata Airlangga.

Mantan menteri perindustrian ini mengatakan, penurunan defisit neraca perdagangan bakal dilakukan dengan mengurangi impor non-migas lewat substitusi. Kemudian, meningkatkan produksi migas dalam negeri. Lebih lanjut, pengurangan defisit neraca perdagangan akan dilakukan dengan langkah implementasi biofuel. 

Sedangkan Bos Mahaka Group sekaligus eks Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Erick Thohir juga menyatakan bersedia menjadi menteri pada kabinet pemerintahan periode kedua Jokowi.

(Baca: Erick Thohir, Calon Menteri yang Nakhodai Mahaka dan Timses Jokowi)

Meski demikian, Erick menilai jabatan menteri adalah hal yang berat, terutama karena harus melepas bisnisnya. “Tentu jabatan ini bukan sesuatu yang euforia, tetapi sebuah amanah yang menurut saya sangat-sangat berat untuk dijalankan,” kata Erick usai bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/10).

Erick menjelaskan, sudah pernah meninggalkan bisnisnya ketika mengurus Asian Games selama 2 tahun 8 bulan. Ia juga sempat meninggalkan bisnisnya untuk urusan lain beberapa waktu lalu. Jika terpilih menjadi menteri, Erick harus kembali melepas bisnisnya selama lima tahun ke depan. “Memang cukup berat bagi saya secara pribadi,” ungkap dia.

Lebih lanjut, ia menilai menjadi menteri memiliki beban yang berat lantaran Jokowi tak sungkan mencopot pejabat yang tak memenuhi target. Selain itu, Mantan Wali Kota Solo itu juga meminta para menteri menandatangani pakta integritas. “Nanti pada saat dilantik harus tanda tangan (pakta integritas),” jelas dia.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...