Babak Baru Esemka, Mobil Nasional yang Beda Nasib dengan Vinfast
Meski sudah lama dikembangkan, nasibnya timbul tenggelam seiring belum adanya kepastian pemerintah mengenai program mobil nasional. Yang semakin membuat iri adalah kala Vietnam memamerkan mobnas anyar mereka yang bernama Vinfast.
Produk mobnas Vietnam yang dikembangkan sejak 2017 ini didanai oleh perusahaan besar Vingroup. Konglomerasi bisnis Vingroup bergerak di berbagai bidang, dari properti hingga retail dan manufaktur. Dalam produksinya, Vinfast mengadopsi berbagai teknologi yang canggih dan mahal.
Pabriknya memiliki fasilitas bodyshop seluas 10 ha yang dioperasionalkan secara otomatis. Mereka juga menggandeng perusahaan asal Jerman, Schuler, untuk pengepresannya. Untuk pengolahan data, sensor, dan server cloud ditangani oleh Siemens dan SAP.
Wajah Vinfast makin dipoles kala bintang sepak bola dunia, David Beckham ikut hadir mempromosikan mobil ini di ajang Paris Motor Show 2018 pada awal Oktober tahun lalu. Bagi Vingroup, tampil di Paris dan didampingi David Beckham belum cukup untuk mempromosikan Vinfast sebagai perusahaan otomotif besar di Asia Tenggara. Vinfast pun diboyong ke Swiss untuk dipromosikan dalam perhelatan Geneva Motor Show pada awal Maret 2019.
Mobnas Malaysia Sempat Terpuruk Lalu Bangkit
Jika Vietnam begitu cepat melejit dengan mobnas Vinfast, beda lagi dengan Proton yang merupakan mobnas milik Malaysia. Proton lebih dulu dikembangkan ketimbang Maleo milik Indonesia.
Proton dikembangkan berdasarkan ide awal Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad pada 1979 untuk mengembangkan industri manufaktur dan perakitan otomotif di Malaysia. Pada 1983 berdirilah Proton dengan mobil pertamanya Proton Saga.
Perjalanan Proton tak kalah miris dengan Esemka. Setelah bertahun-tahun berdiri dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Malaysia Khazanah Nasional Berhad, 100% sahamnya beralih ke perusahaan konglomerasi DRB-Hicom Berhad pada 2012. Lima tahun berselang, Juni 2017 produksi Proton tak lagi dikuasai oleh DRB-Hicom. Perusahaan ini berbagi kepemilikan setelah 49,9% sahamnya diakuisisi perusahaan asal Tiongkok, Zhejiang Geely Holdings Group.
Setelah kehilangan Proton, pemerintah Malaysia tak patah arang. Malaysia kembali menyiapkan proyek mobnas baru yang akan menjadi kebanggaan di masa depan. Rencananya, prototipe mobnas tersebut dipamerkan pada Maret 2020.
Proyek mobnas baru Malaysia diungkapkan oleh Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia, Darell Leiking. Proyek tersebut telah disetujui oleh PM Mahathir dan akan dikerjakan oleh dreamEDGE yang menggandeng perusahaan otomotif asal Jepang, Daihatsu.
Penulis: Abdul Azis Said (Magang)