Batasi Impor, Konsumsi Biofuel di Norwegia Turun 70% di 2018

Rizky Alika
21 Juni 2019, 08:05
konsumsi biofuel Norwegia
ANTARA FOTO/Rahmad
Ilustrasi. Pemerintah Norwegia membatasi impor minyak sawit, sehingga konsumsi biofuel turun 70% tahun lalu.

Uni Eropa pun dikabarkan membatasi konsumsi minyak sawit hingga akhir tahun ini. Besaran konsumsi pada tahun ini akan menjadi acuan untuk pengurangan secara bertahap hingga 2030.

(Baca: Ekspor Biofuel Dihambat, RI Pertimbangkan Gugat Norwegia ke WTO)

Namun, langkah ini mengundang upaya retaliasi dari pemerintah Indonesia dan Malaysia. Sebab, kebijakan tersebut akan berdampak kepada para petani sawit di Indonesia dan Malaysia.

Pada April lalu, Menteri Industri Malaysia Teresa Kok mempelopori acara bertajuk Love My Palm Oil di parlemen. Kantor berita Bernama pun menyebutkan pemerintah Malaysia akan mengambil tindakan, jika Uni Eropa membatasi konsumsi minyak sawit.

Menteri Perdagangan Indonesia Enggartiasto Lukita juga mengatakan, bahwa RI akan mengajukan gugatan kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Apalagi, Dewan Minyak Sawit Malaysia menyebutkan, ada penurunan ekspor minyak sawit ke Eropa hampir 4,5% secara tahunan selama Januari-April.

Di Norwegia, biofuel generasi kedua yang terbuat dari produk limbah, pakan ternak, atau residu lainnya, dinilai lebih baik. “Sebanyak 190 juta liter biofuel generasi kedua (hampir 40%) terjual,” kata NEA. Jumlah tersebut meningkat dibanding 2017 yang hanya 138 juta liter.

(Baca: Ekspor Sawit ke Timur Tengah Diprediksi Naik Jelang Ramadan)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...