Pertahankan Fasilitas Bea Masuk Impor, Pemerintah Raih Dukungan di AS

Michael Reily
1 Agustus 2018, 16:24
Pelabuhan Ekspor
Arief Kamaludin|KATADATA

Dalam pertemuan pembahasan tentang fasilitas GSP,  selain dihadiri oleh  delegasi dari sejumlah kementerian, ikut pula di antaranya delegasi bisnis dari Indonesia yang terdiri dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Eksportir Buah dan Sayur Segar Indonesia (ASEIBSSINDO), dan Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI)/Gabungan Importir Nasional Indonesia (GINSI).

(Baca : Ancaman Pencabutan Potongan Bea Masuk Impor AS Tak Berdampak Besar)

Sementara itu, pelaku usaha dari Indonesia yang turut serta antara lain produsen ban mobil, pelaku usaha dari industri minyak kelapa sawit, produk pertanian dan hortikultura, perikanan, baja, aluminium, tekstil dan produk tekstil, makanan dan minuman, produk susu, serta consumer goods.

Vice President Regulatory Affairs, National Association of Chemical Distributors (NACD) Jennifer Gibson mengungkapkan asosiasi beranggotakan 440 distributor kimia ini menyatakan masih memiliki kergantung pada bahan baku kimia untuk memenuhi permintaan global. Bahan baku impor itu akan  diproses menjadi barang jadi sektor pertanian, industri, makanan, kosmetik, obat-obatan, serta manufaktur.

“Beberapa perusahaan kami melakukan impor bahan kimia dari India dan Indonesia untuk kemudian diekspor kepada konsumen yang tersebar dunia, sehingga pencabutan program bisa  berdampak negatif,” kata Jennifer.

Selain dari asosiasi importir kimia, dukungan pemberian fasilitas GSP AS untuk Indonesia juga datang dari asosiasi importir AS, asosiasi tekstil AS, hingga anggota kongres AS. Selain itu, perusahaan dalam negeri juga telah menyambangi korporat besar seperti Boeing menjajaki kerja sama, juga menggalang dukungan.

(Baca: Soal Ancaman Tarif, Indonesia Siap Lobi AS dan Tempuh Jalur Negosiasi)

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani  mengapresiasi kesiapan pemerintah untuk berangkat ke AS dan melakukan perundingan. Dia menilai pemerintah bisa membuktikan Indonesia mampu menarik perhatian AS untuk menyelesaikan masalah GSP.

Kendati demikian menurutnya, seluruh pihak harus optimistis terkait hasil akhir pemberian program GSP kepada Indonesia.

“Kelihatannya jalan cukup positif, kita lihat saja keputusan hasilnya,” ujar Shinta.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...