Penguatan Dolar dan Penurunan Produksi Kerek Harga Jual Telur Ayam
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri meminta pemerintah untuk segera melakukan antisipasi terkait harga telur yang terus merangkak naik karena merupakan salah satu kebutuhan harian. Dia khawatir harga telur ayam juga bisa mencapai level tertinggi, sama seperti harga daging ayam.
Menurut catatannya, harga telur ayam di pasar pada Lebaran lalu Rp 25 ribu per kilogram.Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga satu kilogram telur ayam ras pada 18 Juni 2018 Rp 25.300. Peningkatan terus terjadi sampai 11 Juli 2018 sebesar Rp 26.900.
Mansuri pun menungkapkan harga bisa mencapai Rp 40 ribu per kilogram. Saat ini, harga telur di Jakarta telah menembus Rp 29 ribu per kilogram. “Ritmenya naik terus,” ujarnya.
Menanggapi soal mahalnya harga telur ayam, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita membenarkan bahwa salah satu penyebab naiknya harga telur adalah mahalnya pakan ternak serta suplai telur yang berkurang. Untuk smengatasi hal tersebut, pihaknya akan melakukan pembahasan dengan penjual pakan beberapa waktu ke depan.
“Kita akan duduk bersama menanyakan tentang margin dan rantai distribusinya,” kata Enggar.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa menyatakan fenomena fluktuasi produksi tidak akan terjadi secara ekstrem. Sehingga, dia meminta pemerintah tidak perlu khawatir. Dia pun memperkirakan, harga telur akan kembali normal pada bulan depan.
Karenanya, Dwi mengatakan pemerintah menyerahkan saja semuanya pada mekanisme pasar, meskipun ada kekurangan produksi. "Biar saja supaya peternak mendapatkan keuntungan untuk menutup rugi pada Lebaran lalu,” ujarnya.