Menteri Enggar Bahas Ekonomi Inklusif di Pertemuan Mendag ASEAN

Michael Reily
7 September 2017, 11:32
ASEAN Summits
Laily Rachev|Biro Pers Setpres
Presiden Joko Widodo mengikuti pembukaan ASEAN Summit ke-28 dan 29 di Vientiane, Laos, Selasa (6/9).

Baca juga: Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo juga menjelaskan bahwa target utama bisnis inklusif adalah pengembangan ekonomi kerakyatan. "Mempersiapkan para pelakunya dalam menghadapi dan memasuki rantai pasok global," ungkap Iman.

Grafik: Perdagangan Indonesia dengan Negara Anggota ASEAN (Jan-Jun 2016 dan Jan-Jun 2017)
Perdagangan Indonesia dengan Negara Anggota ASEAN (Jan-Jun 2016 dan Jan-Jun 2017)

Indonesia juga telah mengimplikasikan kesepakatan untuk pengembangan bisnis inklusif di sektor pertanian dan perkebunan. Contoh komoditasnya adalah karet, kakao, lada, teh, vanili, dan kelapa sawit.

Fokus yang diupayakan pemerintah adalah peluang dan kesempatan bisnis pada masyarakat berpenghasilan rendah. Mereka akan dialihkan untuk sektor manufaktur yang bisa dikembangan dalam bentuk alat elektronik, mebel rotan, dan herbal.

Selain itu, ada juga pariwisata, pemasaran, dan layanan transportasi berbasis aplikasi. Digitalisasi menjadi salah satu harapan untuk memperluas jangkauan bisnis.

(Baca juga:  Pemerintah Ingin Jepang Bebaskan Bea Masuk Tuna)

Di samping kerja sama ekonomi regional atau RCEP, pemerintah juga membahas skema sertifikasi mandiri ASEAN untuk surat keterangan asal, investasi, perdagangan jasa, konektivitas intra ASEAN lewat kapal Roll-on Roll-off, pemberdayaan ekonomi wanita, dan e-commerce.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...