"Sistem Indonesia Berbeda dengan Filipina"

Metta Dharmasaputra
3 April 2017, 17:15
Nelayan Bitung
Donang Wahyu|KATADATA

Banyak orang, termasuk dari Balut, tergoda dengan volume ikan yang bisa ditangkap di Indonesia. Jadi, hal yang wajar, ketika pemerintah Indonesia menahan orang asing pun, bukan hanya dari Filipina yang masuk dan melakukan penangkapan ilegal di perairan mereka.

Sebetulnya, kami sudah bicara dengan beberapa nelayan yang bekerja dengan (Alfredo) Lora (Municipal Councillor Sarangani, Davao, Filipina, yang juga pemilik kapal KM Garuda-05 yang ditangkap di Laut Sulawesi), agar mereka tidak menangkap ikan di perairan Indonesia lagi. Entah mengapa mereka masih melakukannya. Saya tidak menyalahkan pemerintah Indonesia yang menahan mereka. Setiap pemerintahan punya aturan hukum.

Benarkah banyak pengusaha Filipina yang menggunakan bantuan agen di Indonesia untuk menjalankan bisnis penangkapan ikan?

Mereka (para agen) adalah bajingan yang bilang bahwa mereka memiliki agensi untuk mengurus dokumen (penangkapan ikan). Setiap perjalanan mereka meminta bayaran 10 ribu peso hingga 15 ribu peso. Setelah itu, mereka menghilang dan itulah yang terjadi dengan Lora.

 
Nelayan Bitung
Nelayan memacu Pakura (perahu kecil khas Filipina) di Selat Lembeh, Bitung, Sulawesi Utara. Pakura biasa digunakan oleh nelayan untuk menangkap tuna. Donang Wahyu|Katadata
 

Itulah salahnya di Indonesia. Mereka (agen) berusaha mengambil keuntungan dari situasi ini (aturan yang diperketat). Seorang agen pernah datang dan berusaha meyakinkan kami untuk kembali ke bisnis penangkapan ikan. Namun, saya bilang bahwa saya sudah tahu bagaimana mereka bekerja.

Nelayan yang ingin masuk ke perairan Indonesia betul-betul membayar agar bisa masuk. Namun, ketika mereka tertangkap, tidak ada yang membantu mereka. Jika beruntung, kita juga bisa mendapat hasil tangkapan yang lumayan di perairan Filipina. Tetapi mereka ingin uang cepat. Mereka tidak tahu risikonya jika tertangkap. 

 Nelayan yang ingin masuk ke perairan Indonesia betul-betul membayar agar bisa masuk. Namun, ketika mereka tertangkap, tidak ada yang membantu mereka. 

Berapa banyak perbedaan hasil tangkapannya?

Lebih dari 50 persen. Selain itu, perairan Indonesia hanya berjarak sekitar 40 mil, lebih dekat dibandingkan dengan General Santos. Mereka berangkat dari Balut menuju Indonesia pukul 10 malam dan sampai di sana sekitar pukul 4 atau 5 pagi. Pukul 4 sorenya mereka kembali ke Filipina.

Nelayan yang belum mendaratkan banyak ikan bertahan lebih lama. Itulah penyebab mereka tertangkap. Sedangkan mereka yang mendapatkan tangkapan banyak dalam waktu cepat, tidak tertangkap, karena bisa kembali pagi-pagi sekali ketika langit masih gelap.

Halaman:
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...