Pasokan Melimpah, Bisnis Properti Tahun Ini Masih Lesu

Desy Setyowati
5 Januari 2017, 20:17
Properti gedung
Arief Kamaludin|KATADATA

Sementara itu, permintaan masyarakat masih rendah. Hal tersebut tampak dari kenaikan rata-rata harga apartemen yang hanya 3,8 persen di 2016. “Tahun-tahun sebelumnya bisa lebih dari empat persen,” kata Ferry.

Senior Associated Director Capital Markets and Investment Services Colliers International Aldi Garibaldi mengatakan, rendahnya penjualan apartemen juga lantaran belum ada insentif yang cukup untuk mendorong permintaan. Insentif pajak melalui paket kebijakan terkait Dana Investasi Real Estate (DIRE) pun tak berpengaruh.

Menurut Aldi, kebijakan tersebut hanya akan berpengaruh pada pendapatan produsen properti jenis hotel atau rumah sakit. Yang semestinya bisa mendorong permintaan apartemen cuma penurunan suku bunga kredit oleh perbankan .

“Suku bunga acuan memang 4,75 persen, tapi yang kena di masyarakat masih sekitar 9-10 persen. Kalau mau mendorong (penjualan) yang affordable housing, ya suku bunganya harus diturunkan. Pernah juga dilakukan, tapi (tetap saja karena) pendapatan masyarakat Indonesia masih rendah,” ujar dia. (Baca juga: Tahun Ini, Program Sejuta Rumah Tak Capai Target)

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang stagnan di kisaran lima persen menurunkan permintaan perumahan ekspatriat. Aldi menjelaskan, penurunan laba perusahaan minyak dan gas (migas) ataupun pertambangan membuat jumlah pekerja asing juga berkurang. Alhasil, permintaan rumahnya juga terkontraksi.

Tahun ini, Ferry meramalkan, hanya kawasan industri dan pusat perbelanjaan yang berpeluang tumbuh lebih tinggi. Pembangunan infrastruktur semestinya akan mendorong permintaan lahan untuk kawasan industri. Ekspansi industri dari Cina dan Jepang ke Indonesia dipercaya akan memperkuat permintaan. Lahan potensial yang bisa digunakan paling banyak berada di Karawang, kemudian Tangerang dan Serang.

“Tetapi tahun ini, industrinya bergeser. Kalau dulu lebih banyak otomotif, saat ini lebih banyak untuk pergudangan,” tutur Ferry. Selebihnya, lahan lebih banyak diserap oleh perusahaan bahan baku kimia, makanan dan minuman, logam, penyedia barang-barang konsumsi, dan farmasi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...