Banjir Baja, Amerika Peringatkan Cina Kurangi Produksi

Maria Yuniar Ardhiati
7 Juni 2016, 14:07
Krakatau Steel
Agung Samosir|KATADATA
KATADATA | Agung Samosir

Namun pada akhirnya, Tiongkok kelebihan pasokan produksi dan menyebabkan perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini. Negeri Panda itu menghasilkan lebih dari 822 juta ton baja pada 2014. Jumlah tersebut bahkan diprediksi meningkat tahun ini. Padahal, permintaan baja pada tahun ini diprediksi hanya mencapai 672 juta ton. 

PRODUKSI BAJA CINA
TAHUNPRODUKSI
199066,4 Juta Ton
2000128.5 Juta Ton
2010638,7 Juta Ton
2014822,7 Juta Ton
Cina kemudian menjual bajanya di pasar internasional dengan harga yang sangat murah. Negara-negara lain kesulitan untuk bersaing.

Meski menjual bajanya dengan harga terlalu rendah, Cina membantah langkah itu dilakukan karena mengalami kerugian. Kantor berita Cina, Xinhua menyebut tudingan terhadap negara tersebut sebagai pemicu persoalan industri baja global merupakan hal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan dan bukanlah alasan untuk melakukan proteksi.

“Mudah saja untuk menyalahkan negara lain. Namun menuding dan melakukan proteksi bukanlah langkah yang produktif,” kata kantor berita tersebut seperti dilansir BBC pada April lalu. (Baca: Pemerintah Genjot Investasi Industri Berorientasi Ekspor).

Saat ini tidak banyak yang bisa dilakukan Cina ketika negara-negara lain memprotes baja murah dari negara itu. Cina sendiri sedang menghadapi persoalan pelik dalam industrinya. Kemungkinan negara ini pun memangkas jumlah tenaga kerja secara masif, yang akhirnya bisa berujung pada ketidakstabilan sosial.

Sementara itu, yang dapat dijalankan negara-negara lain adalah menerapkan tarif impor yang lebih tinggi. Jadi, apabila pabrik Cina menawarkan baja dengan harga murah, negara yang mengimpornya bisa mengenakan pajak tinggi, yang akan membuat harganya lebih mahal.

Langkah ini akan membuat baja dari Cina memiliki harga lebih mahal dan mendorong para produsen domestik di negara pengimpor kembali kompetitif. Tiga negara penghasil baja, yaitu India, Amerika Serikat, dan Indonesia telah menaikkan tarif impor untuk baja dari Cina. (Baca: Daya Saing Industri Konstruksi Masih Lemah).

Namun negara-negara Eropa belum memberlakukan kebijakan serupa, karena Cina merupakan mitra dagang yang besar. Penerapan tarif impor yang lebih tinggi sangat riskan dalam perdagangan di antara mereka.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...