Permintaan Turun Imbas Corona, Utilitas Pabrik Farmasi Kurang dari 50%

Rizky Alika
29 Juli 2020, 15:40
utilisasi industri farmasi, industri farmasi, dampak covid 19, permintaan produk farmasi
KATADATA
Ilustrasi.

Kemudian, ia mencatat masih ada tunggakan tagihan ke fasilitas kesehatan yang sudah jatuh tempo sebesar Rp 3 triliun. Padahal, BPJS Kesehatan telah membayar tagihan kepada fasilitas kesehatan, terutama pada rumah sakit pemerintah. "Fasilitas kesehatan yang mengundur pembayaran demikian besar," ujar dia.

Di sisi lain, pemesanan produk farmasi oleh fasilitas kesehatan hanya 30%-40% dari rencana kebutuhan obat (RKO) pada semester I 2020. Menurutnya, sebagian fasilitas kesehatan tersebut merupakan rumah sakit milik pemerintah yang berada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan.

"Ini yang kelihatannya mereka mengurangi pembelian atau pemesanan sehingga sales-nya cukup menurun," katanya.

Kendati demikian, industri farmasi nasional merupakan salah satu sektor industri yang paling prospektif. Pasar farmasi Indonesia diproyeksikan mencapai Rp 102,8 triliun pada 2020. Angka ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan posisi 2016 sebesar Rp 69,1 triliun.

Menurut Laporan Econmark Mandiri Group Research Februari 2017, terdapat tiga faktor menjadi pendorong pertumbuhan pasar farmasi domestik. Pertama, besarnya populasi dan tumbuhnya masyarakat kelas menengah merupakan pasar potensial untuk produk kesehatan.

Kedua, meningkatnya pendapatan per kapita seiring tumbuhnya perekonomian membuat masyarakat akan semakin peduli dengan kesehatan. Ketiga, adanya program jaminan kesehatan pemerintah (Jaminan Kesehatan Nasional/JKN) juga akan meningkatkan permintaan produk kesehatan.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...