Pertumbuhan Retail Minus, 15% Gerai di Mal Belum Mampu Beroperasi

Image title
6 Agustus 2020, 09:00
retail, mal atau pusat perbelanjaan
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc.
Ilustrasi, pengunjung Mall Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (1/7/2020). Industri ritel minus 3% pada kuartal kedua 2020. Sebanyak 15% gerai di mal pun tak bisa beroperasi.

Di sisi lain, Himpunan Peritel dan Penyedia Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) tidak memberi keterangan terkait hal tersebut. Katadata.co.id telah mencoba menghubungi Ketua Umum Hippindo, Budihardjo Iduansjah, melalui sambungan telepon namun tak mendapatkan tanggapan hingga berita ini ditayangkan.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) memperkirakan pertumbuhan industri retail sepanjang kuartal kedua 2020 terkontraksi minus 2,5 hingga 3 % dibandingkan periode sebelumnya. Hal itu disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat akibat pandemi. 

Adapun pada triwulan pertama, industri retail masih tumbuh sekitar 2,7%. Sedangkan pada semester satu tahun ini pertumbuhan industri diperkirakan bisa mencapai 1%. 

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan kinerja industri retail sangat bergantung pada kemampuan daya beli masyarakat. Selama pandemi corona, banyak sektor usaha lesu hingga merumahkan atau melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Alhasil, banyak masyarakat kehilangan penghasilan. Di sisi lain, banyak pula masyarakat yang menahan belanja atau hanya memenuhi kebutuhan pokok saja.

Indikasi pelemahan daya beli pun tercermin dari tingkat inflasi pada bulan Mei dan Juni 2020 sebesar 0,78% dan 0,82%. "Kalau inflasi rendah itu bukan semata-mata karena harga barangnya turun tapi karena memang permintaannya tidak ada," kata Roy kepada Katadata.co.id, Selasa (4/8).

Pemasukan industri retail pun sedikit tertekan akibat timbulnya biaya tambahan untuk menjalankan protokol kesehatan di pertokoan. Dengan omzet yang hanya tersisa 30-35% akhirnya mengikis pendapatan perusahaan.

Belum lagi dengan adanya kenaikan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan serta tidak adanya subsidi listrik yang dialokasikan bagi pengusaha retail. "Bahkan kredit komersial yang dipergunakan oleh beberapa anggota kami itu belum mendapatkan relaksasi," kata Roy.

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...