Akhir Kisah Semen Murah Asal Tiongkok yang Terbukti Predatory Pricing

Happy Fajrian
18 Januari 2021, 15:20
semen conch, semen murah tiongkok, predatory pricing, kppu
Arief Kamaludin|KATADATA

Awal Mula Kasus Conch

Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSP-ISI) dan Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade, sebagai pelapor dugaan predatory pricing semen Conch, menyambut hasil putusan KPPU.

Menurut Andre, putusan KPPU tersebut merupakan kemenangan bersama seluruh rakyat Indonesia dalam melawan hegemoni asing di industri semen nasional. "Kami menunggu hingga 1,5 tahun hingga akhirnya putusan ini keluar," ujarnya.

Andre dan FSP-ISI melaporkan dugaan predatory pricing produk semen asal Tiongkok dengan merek Conch di daerah Kalsel pada 8 Agustus 2019. Dia menyerahkan bukti harga penjualan semen Conch yang jauh di bawah harga pokok produksi dan struktur harga produksi.

"Harga modal per zak (kantong) semen (50 Kg) Rp 53.000, namun semen Tiongkok menjualnya pada harga Rp 45.000. Data yang kami gunakan adalah data riil pasar," kata Andre ketika itu.

Untuk membuktikan pelanggaran terkait jual rugi atau predatory pricing adalah dengan menyelidiki struktur biaya perusahaan. Andre mengatakan bahwa industri semen termasuk yang kompetitif, sehingga harga bahan baku antarpabrik relatif sama.

Karena itu dia menganggap aneh bila harga jual semen Tiongkok lebih rendah dari harga pokok produksi. "Untuk itu kami sangat yakin bahwa dapat diduga terjadi praktik jual rugi yang dilakukan oleh semen Tiongkok ini," kata Andre.

Dia juga menjelaskan bahwa praktik jual rugi ini awalnya seolah-olah menguntungkan konsumen karena mendapatkan harga murah. Namun, dalam jangka panjang dampaknya akan mengancam kelangsungan usaha produsen semen lainnya.

Dia mencontohkan kasus bangkrutnya Semen Tarjun Indocement di Kalimantan Selatan karena kalah bersaing dengan semen Tiongkok. Semen Tarjun Indocement menjual semennya dengan harga Rp 53.000 per zak.

Databoks kinerja emiten semen:

Harga semen Tiongkok saat itu Rp 50.000 per zak. Namun, begitu pabrik Tarjun di Kalimantan Selatan tutup, harga semen Tiongkok melonjak menjadi Rp 65.000 per zak.

"Inilah yang kami takutkan bila nanti semen lokal mati, mereka bisa menaikkan harga seenaknya. Kedaulatan kita terancam. Presiden Jokowi harus perhatikan ini," katanya.

Ppraktik curang produsen semen Tiongkok juga telah membuat Holcim tumbang dan memutuskan keluar dari Indonesia. Holcim akhirnya diambil alih oleh PT Semen Indonesia Tbk.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...