Mahal & Kurang Kuat, Rokok Mild Ditinggal Banyak Konsumen Saat Pandemi

Image title
Oleh Maesaroh
26 Agustus 2021, 19:00
rokok, pandemi
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Pedagang menunjukkan bungkus rokok bercukai di Jakarta, Kamis (10/12/2020). Kementerian Keuangan mengumumkan kenaikan tarif cukai rokok sebesar 12,5 persen yang berlaku pada 2021.

Secara keseluruhan, produksi rokok pada Januari-Juli mencapai 177,66 miliar batang atau naik 2,8% dibanding periode yang sama tahun lalu yakni 172,92 miliar batang.  Kenaikan produksi rokok ini menariknya terjadi di tengah pandemi saat konsumsi masyarakat secara keseluruhan turun. 

Namun, fenomena kenaikan konsumsi rokok di tengah krisis memang bukan hal yang baru. Saat krisis moneter menghantam Indonesia pada tahun 1997/1998, pendapatan dari cukai rokok justru meningkat tajam. Pada saat itu, negara memperoleh pendapatan cukai sebesar Rp 5,01 triliun rupiah, 123% dari target yang ditetapkan yakni Rp 4,43 triliun rupiah.

Penurunan produksi dan penjualan rokok SPM juga tercermin dari menurunnya laba bersih PT HM Sampoerna. Pada Semester I tahun 2021, perusahaan tersebut mengumpulkan laba Rp 4,13 triliun, anjlok 15,3% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

"Di situ kelihatan beberapa produsen yang tidak punya unggulan seperti full flavour itu turun (produksinya)," tutur Nirwala.

Penurunan konsumsi rokok SPM membuktikan jika tarif cukai rokok berandil besar terhadap pilihan rokok. Kampanye rokok mild lebih rendah nikotin dan lebih sehat juga belum bisa menarik mayoritas perokok di Indonesia.

"Kecuali konsumen rokok kita sudah sultan semua dan punya daya beli yang tidak terbatas serta memiliki kesadaran tinggi maka kenaikan tarif cukai tidak berpengaruh," ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk umur lima tahun ke atas yang merokok mencapai 23,21% pada 2020, atau sekitar 64 juta jika merujuk pada populasi Indonesia yang mencapai 275 juta. Dengan jumlah konsumen sebanyak itu tidak heran jika kemudian rokok menjadi penyumbang ke empat inflasi Indonesia pada tahun lalu di bawah emas, cabai merah, dan minyak goreng.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...