Ekspor Makanan Halal ke Timur Tengah Turun, Cuma Saus-Kecap-Wafer Naik
7. Biskuit
Nilai ekspor US$5,8 juta, atau turun 10,75% dibandingkan periode yang sama tahun 2020
8. Coklat
Nilai ekspor US$4,5 juta, atau naik 5,45% dibandingkan periode yang sama tahun 2020
9. Kecap
Nilai ekspor US$2,6 juta, atau naik 1,64% dibandingkan periode yang sama tahun 2020
10. Snack/camilan buah dan kacang
Nilai ekspor US$2,3 juta, atau turun 9,43% dibandingkan periode yang sama tahun 2020
Di luar makanan dan minuman olahan, produk halal yang diekspor dalam jumlah besar ke Timur Tengah pada periode Januari-Agustus adalah pakaian jadi (garmen) yang mencapai US$59,2 juta atau turun 4,72% dibandingkan periode yang sama.
Ekspor ini didominasi oleh setelan wanita, jersey, pakaian bayi, mantel atau jaket pria, dan pakaian jadi lainnya.
Produk halal yang ekspornya meningkat adalah kosmetika dan parfum yakni naik 1,3% menjadi US$24,7 juta.
Sementara itu, produk farmasi mengalami penurunan ekspor sebesar 9.83% menjadi US$3,5 juta di antaranya adalah vaksin dan obat-obatan.
Nurlaila berharap makin banyak pelaku usaha lokal yang memanfaatkan potensi ekspor produk halal ke Timur Tengah.
Pasalnya, belanja konsumsi dunia terhadap produk halal, termasuk dari Timr Tengah, diperkirakan terus meningkat.
Peningkatan tertinggi adalah produk media dan rekreasi yang di tahun 2024 diproyeksikan naik 21,62% dibanding tahun 2019, diikuti konsumsi produk makanan halal yang naik 17,95%.
"Proyeksi ini merupakan prospek pasar yang baik, maka kita harus mampu, kita buat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di sini menjadi eksportir produk halal," ujarnya.